Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
POLISI Pakistan menembak mati tiga pelaku pengeboman yang menyerang kompleks pengadilan di Tangi, Distrik Charsadda, utara Pakistan, Selasa (21/2). Setidaknya 5 orang tewas dan 15 lainnya mengalami luka-luka dalam serangan bom yang dilakukan kelompok Taliban itu.
"Sejauh ini 5 orang tewas dan 15 terluka," ungkap Kepala Polisi Distrik tersebut, Suhail Khalid. Ia menambahkan pengacara termasuk korban yang tewas dalam serangan itu.
Pelaku sempat meloloskan diri di dalam kompleks yang ramai itu. Namun, ia dapat dibunuh polisi sekitar 20 menit setelah serangan dimulai.
Pelaku kedua juga ditembak mati pasukan keamanan, sedangkan pelaku ketiga tewas ketika dia meledakkan rompi bomnya di luar gerbang utama di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa tersebut.
Penyerang ketiga menembaki polisi dan melemparkan granat saat mereka mencoba masuk ke kompleks. "Para ahli penjinak bom mengatakan bahwa setiap pengebom membawa 7 hingga 8 kilogram bahan peledak. Dengan berani polisi berjuang dan menyelamatkan Charsadda dari kehancuran," imbuh Khalid di Charsadda.
Wali Kota Distrik Charsadda, Bahadur Yar, menambahkan, "Saya berada di lokasi, mayat salah satu pengebom terkapar di luar kompleks pengadilan. Mayat pengebom kedua ada di dalam kompleks." Dia menyaksikan pengebom ketiga diburu polisi saat mencoba masuk.
Jumlah orang yang berada dalam pengadilan saat serangan terjadi belum diketahui, tetapi ratusan orang termasuk para pengacara, hakim, dan warga sipil biasanya mendatangi kompleks pengadilan di distrik itu setiap hari.
Salah satu faksi Taliban Pakistan, Jamaat-ul-Ahrar (JuA), mengklaim serangan itu. Pekan lalu mereka melakukan serangan serupa di Lahore dan menewaskan 14 orang dan melukai banyak orang.
Awal bulan ini, kelompok itu telah bersumpah tidak menyerang Pakistan termasuk aparat pengadilan. Para pengacara dan pengadilan kerap menjadi sasaran serangan di Pakistan.
Pekan lalu, sebuah karavan yang membawa hakim di Peshawar menjadi sasaran pengeboman. Serangan itu menewaskan sang sopir. Agustus lalu, JuA dan Islamic State mengklaim bom bunuh diri di Quetta yang menewaskan 73 orang, termasuk komunitas hukum.
Kantor Perdana Menteri Nawaz Sharif mengecam serangan-serangan itu. "Kami bangsa yang teguh dan tidak akan tergoyahkan oleh serangan itu. Pemerintah akan terus berjuang melawan unsur teroris dan kami akan berhasil," katanya.
Polisi dan tentara Pakistan sangat waspada setelah gelombang serangan minggu lalu, yang menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk serangan di Lahore oleh faksi Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) serta bom bunuh diri di Kuil Sufi Provinsi Sindh, membunuh 90 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Munculnya IS dan kebangkitan TTP menjadi pukulan besar bagi Pakistan yang telah aman dalam dua tahun terakhir. (AFP/Ire/I-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved