Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Jong-nam dan Pembunuhan ala Spionase

18/2/2017 02:15
Jong-nam dan Pembunuhan ala Spionase
(AP)

PEMBUNUHAN Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, terjadi bak adegan di salah satu film mata-mata Inggris James Bond.

Hanya dibutuhkan waktu sekitar 5 detik sejak serangan dilakukan, pria berusia 45 tahun itu mengembuskan napas terakhir.

Jong-nam disebut diserang dengan menggunakan racun oleh dua perempuan, salah satunya diketahui perempuan asal Serang, Indonesia, di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.

NBC News menelusuri kematian beberapa tokoh dunia yang mengalami kejadian serupa.

Salah satunya ialah mantan anggota Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Litvinenko yang mendadak harus dirawat di rumah sakit pada 1 November 2006 setelah bertemu dua atasannya di FSB Rusia, Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun, di sebuah bar hotel eksklusif di Kota London.

Dalam kejadian yang menimpa Litvinenko, kondisinya memburuk secara drastis dengan rambutnya rontok.

Ia meninggal tiga minggu kemudian dan penyelidikan pemerintah Inggris menemukan bahwa Litvinenko dibunuh setelah menelan bahan radioaktif polonium-210 yang dimasukkan ke teh yang diminumnya.

Selain Litvinenko, kejadian serupa dialami Georgi Markov, seorang wartawan Bulgaria yang ditusuk dengan menggunakan ujung payung beracun saat dia menunggu bus di Waterloo Bridge London.

Kejadian itu terjadi pada 1978 dan Markov akhirnya meninggal dunia empat hari setelah kejadian tersebut.

Otoritas berwenang yang menyelidiki kasus ini menemukan bahwa ujung payung yang ditusukkan pada paha Markov sudah disuntik racun.

Dalam kasus itu tidak ada seorang pun yang ditangkap atau diperiksa sebagai orang yang diduga pelaku meskipun beredar tudingan di masyarakat bahwa pihak mata-mata Bulgaria berada di balik pembunuhan tersebut.

Kejadian lain lagi dialami Viktor Yushchenko, yang selama pemilihan presiden Ukraina pada 2004, wajah dan jaringan perutnya tiba-tiba mengalami pembengkakan dan tampak seperti terbakar disertai keluhan medis lainnya yang membuat dia berhenti berkampanye selama beberapa minggu.

Setelah dilakukan pemeriksaan medis, rupanya penyebab sakit yang dialaminya karena keracunan dioksin.

Dalam kasus itu, Yushchenko memang tidak sampai meninggal.

Sebaliknya, dia berhasil pulih dan bahkan memenangi pemilihan presiden Ukraina yang sangat sengit ketika itu. (Thomas Harming Suwarta/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya