Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pengacara Lingkungan Dibunuh di Filipina

18/2/2017 02:00
Pengacara Lingkungan Dibunuh di Filipina
(Ist)

SEORANG pengacara asal Filipina yang mengkhususkan diri menyelidiki kejahatan terhadap lingkungan tewas setelah dihadang dan ditembak sekelompok orang tidak dikenal.

Hal itu diungkapkan kepolisian Filipina, Jumat (17/2).

Pembunuhan Mia Manuelita Mascarinas-Green yang terjadi pada Rabu (15/2) itu meningkatkan kekhawatiran bahwa Filipina merupakan tempat paling berbahaya di dunia bagi pejuang lingkungan.

Selama 15 tahun terakhir, lebih dari 100 pejuang lingkungan tewas dibunuh.

Mascarina-Green tewas ketika empat pria bersenjata yang menumpang sepeda motor mengepung mobil yang ditumpanginya bersama anak-anaknya dan pembantunya di dekat kediamannya di Pulau Bohol.

Mascarinas-Green dinyatakan tewas di sebuah rumah sakit, tetapi anak-anaknya dipastikan tidak terluka.

"Korban adalah seorang pengacara lingkungan yang terkenal. Penyidik kini menyelidiki apakah aksi penyerangan itu terkait dengan kasus yang tengah ditanganinya," ujar juru bicara kepolisian setempat Inspektur Senior Reslin Abella.

"Kami juga telah memiliki identitas dari setidaknya salah satu pelaku penyerangan itu dan kini tengah memburunya," imbuh Abella tanpa menyebutkan nama pelaku itu.

Abella menambahkan, hingga kini, polisi masih belum mengetahui apakah Mascarina-Green sempat mendapatkan ancaman sebelum aksi penyerangan itu terjadi.

Kematian Mascarina-Green membuat jumlah pejuang lingkungan yang tewas dibunuh di Filipina selama 15 tahun terakhir berjumlah 112 orang.

Hal itu diungkapkan lembaga pencinta lingkungan Filipina Kalikasa.

Itu mencakup 12 pejuang lingkungan yang tewas sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat.

"Mayoritas kasus ini tidak terselesaikan hingga kini karena pemerintah terus mengabaikan ancaman bagi para pejuang lingkungan," ungkap Clemente Bautista, koordinator nasional Kalikasan.

Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara Yeb Sano menambahkan pembunuhan terhadap para pejuang lingkungan itu menjadi bukti budaya impunitas di Filipina tempat para perusak lingkungan memanfaatkan politisi korup dan sistem kehakiman untuk melakukan pembunuhan. (AFP/Bas/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya