Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Kebiadaban Bashar al-Assad Terbongkar

08/2/2017 06:25
Kebiadaban Bashar al-Assad Terbongkar
(AFP/MANDEL NGAN)

KEKEJIAN rezim Bashar al-Assad bukan lagi laporan yang simpang siur atau fakta palsu. Selama mempertahankan kekuasaan, Assad kerap menggunakan tangan besi. Bahkan pria berusia 51 tahun itu mengeksekusi para penentangnya dengan cara digantung.

Amnesti Internasional Selasa (7/2) mengungkap aksi tak berperikemanusiaan yang dilakukan Assad dalam lima tahun. Lembaga internasional itu melaporkan sekitar 13 ribu tahanan meregang nyawa di tiang gantungan di sebuah penjara tak jauh dari Kota Damaskus.

Tak pelak lagi, Amnesti Internasional menyebut eksekusi terhadap warga Suriah anti-Assad sebagai 'kebijakan pemusnahan'. Tindakan Assad, tokoh yang didukung pemerintah Rusia dan Iran serta milisi Syiah itu mengejutkan masyarakat internasional.

Catatan berlumur darah yang dihimpun dengan mewancarai 84 saksi, di antaranya aparat keamanan, tahanan, dan hakim, itu diberi judul Rumah Pembantaian Manusia: Penggantungan dan Pemusnahan Massal di Penjara Saydnaya.

Setidaknya sepekan sekali selama periode 2011 dan 2015, sekitar 50 orang dibawa keluar dari penjara Saydnaya. Mereka bukan untuk menghirup udara bebas dan dibebaskan setelah mendekam selama berbulan-bulan atau beberapa tahun.

Para tahanan tersebut mendapat hukuman brutal. Mereka disiksa dengan dipukuli dan akhirnya melepas nyawa setelah dijerat di tiang gantungan. Semua kekejian tersebut dilakukan anggota militer loyalis Assad di tengah malam dan di tempat yang sangat rahasia.

"Sepanjang proses ini, (para tahanan) tetap ditutup mata mereka. Mereka tidak tahu kapan atau bagaimana mereka akan mati sampai tali diletakkan pada leher mereka," ungkap laporan Amnesti Internasional.

"Mereka terus membiarkan tahanan tergantung di sana selama 10 menit hingga 15 menit," ujar seorang mantan hakim yang turut menyaksikan eksekusi tersebut.

"Untuk tahanan yang lebih muda, karena berat badan mereka tidak akan membuat mereka mati, asisten petugas akan menarik mereka ke bawah hingga leher mereka patah," tambahnya. Selain itu, tahanan kerap disiksa dengan cara tidak diberikan makan, air, atau perawatan medis. Para tahanan juga diperkosa atau dipaksa untuk memperkosa tahanan lain.

Sipir penjara pun kerap memberi makanan tak ubahnya kepada seekor binatang. Makanan tersebut dilempar ke lantai sel begitu saja. Padahal lantai sel telah dipenuhi kotoran dan darah.

Para tahanan dilarang berbicara. Saat terjadi perkelahian, para sipir hanya menonton sampai ada tahanan yang tewas. Pernah dalam satu perkelahian, 13 tahanan tewas. "Setiap hari akan ada dua atau tiga orang tewas di sel kami. Saya ingat penjaga akan bertanya, berapa yang tersisa," ujar Nader, seorang mantan tahanan. (AFP/Indah Hoesin/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya