SESOSOK mumi ditemukan di dalam sebuah patung Buddha. Para ilmuwan memperkirakan mumi itu ialah pendeta Buddha Liu Quan yang pernah hidup sekitar 1.000 tahun lalu.
Misteri yang tersimpan di dalam patung bercat emas itu pertama kali terkuak ketika para peneliti dari Museum Drents di Belanda berupaya menyelamatkan temuan tersebut beberapa tahun lalu. Patung itu seperti orang duduk dan berlapiskan pernis serta cat emas. Ia pernah disimpan di sebuah biara di Tiongkok bagian tenggara selama berabad-abad. Patung itu kemudian diselundupkan ke luar dari negeri itu ketika terjadi Revolusi Kebudayaan di Tiongkok pada 1966.
Patung Liu Quan lalu diperjualbelikan di Belanda dan pada 1996, pemiliknya memutuskan menyuruh seseorang untuk memperbaiki eksteriornya. Namun, ketika melepaskan patung dari platform kayu, mereka melihat dua bantal dihiasi teks Tiongkok di bawah lutut patung. Ketika memindahkan bantal itu, mereka menemukan serpihan tubuh manusia.
Mumi itu duduk di atas kain karpet gulung bertuliskan aksara Tiongkok. Para peneliti kemudian menggunakan isotop radioaktif dari karbon untuk memastikan masa kehidupan mumi itu dari abad ke-11 atau 12.
"Sementara itu, usia karpet itu sekitar 200 tahun lebih tua," kata Vincent van Vilsteren, seorang kurator arkeologi di Museum Drents. Pada periode tersebut, proses mumifikasi di Asia merupakan hal biasa. Di Tiongkok, begitu juga Jepang, Laos, dan Korea, terdapat tradisi memumikan diri sendiri atau self-mumification.
Dahulu para biksu Buddha bermeditasi sebagai bentuk pencarian pencerahan. Dalam 1.000 hari pertama, biksu yang menjalani praktik itu hanya memakan kacang-kacangan, biji-bijian, buah, dan beri untuk menurunkan bobot tubuh. Selain itu, mereka melakukan aktivitas fisik berat demi melunturkan seluruh lemak dalam tubuh.
Seribu hari berikutnya, mereka hanya memakan kulit dan akar pohon. Ketika mencapai akhir ritual tersebut, mereka meminum racun dari getah pohon urushi yang membuat mereka muntah dan kehilangan cairan tubuh dengan cepat. Racun itu juga diyakini menjadi pengawet alami yang membunuh belatung dan bakteria pengurai tubuh lainnya.
Tahap terakhir, setelah melalui lebih dari enam tahun persiapan yang menyiksa, biksu itu akan mengunci diri mereka di peti batu hampir seukuran tubuh mereka, dan bermeditasi. Selang udara kecil memberikan oksigen ke dalam peti.
Setiap hari, biksu itu membunyikan lonceng untuk memberi tahu bahwa dia masih hidup. Ketika lonceng tidak lagi berbunyi, selang udara dicabut dan peti disegel selama 1.000 hari ke depan. Setelah berakhir masa 1.000 hari, peti itu akan dibuka untuk mengetahui apakah biksu tersebut sukses menjadikan dirinya sendiri mumi. Jika ditemukan dalam keadaan terawetkan, mumi itu akan ditempatkan di kuil untuk dipuja. Namun, jika tubuhnya ditemukan membusuk, peti akan kembali disegel dan dihormati untuk ketahanannya.
Patung Buddha berisi pendeta Liu Quan itu saat ini dipamerkan di Hungarian Natural History Museum di Budapest. (Livescience/cnn/Grt/L-2)