Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Perang Lawan Narkoba Ditangguhkan

31/1/2017 04:15
Perang Lawan Narkoba Ditangguhkan
(AFP)

KEPOLISIAN Filipina menangguhkan sementara perang terhadap narkoba hingga pembersihan korupsi dari lembaga kepolisian sukses dilakukan.

Upaya pemberantasan narkoba yang digencarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte direncanakan terus berjalan hingga akhir masa jabatan sang presiden.

Namun, upaya itu dihentikan sementara karena Duterte akan fokus membersihkan institusi kepolisian.

Upaya itu dilakukan Duterte agar tidak ada penyalahgunaan dalam kebijakannya memerangi narkoba.

"Anda polisi yang paling korup. Ini dalam sistem Anda," kata Duterte.

Ia mencatat sekitar 40% polisi terlibat dalam korupsi.

Duterte selama ini mengatakan bahwa dia akan melindungi polisi dalam kebijakan memerangi narkoba.

"Ketika saya bilang saya akan melindungi polisi, saya akan melindungi polisi. Akan tetapi, saya tidak akan melindungi yang berbohong," tegasnya.

Kepala Kepolisian Filipina Ronald dela Rosa mengatakan unit anti-narkoba akan dibubarkan. M

engacu pada perintah yang diberikan Duterte, Dela Rosa mengatakan pemerintah pertama-tama meng-hendaki organisasi kepolisian harus bersih.

"Karena itu, kami akan membersihkan barisan kami. Maka mungkin setelah itu kita dapat melanjutkan perang terhadap narkoba," ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Duterte awalnya berjanji untuk memberantas peredaran narkoba hingga Desember, kemudian diperpanjang sampai Maret tahun ini.

Namun, kebijakan diperbarui lagi.

Dalam konferensi pers pada Minggu, Duterte menegaskan kebijakan itu akan diperpanjang hingga 2022.

"Saya akan memperpanjang (pemberantasan narkoba) sampai akhir masa jabatan saya. (Batas waktu) Maret tidak lagi berlaku."

Secara terpisah, senator Leila de Lima, tokoh paling vokal mengkritik Duterte, mengatakan baik presiden maupun kepala polisi harus tegas memberikan perintah untuk meng-akhiri pembunuhan.

Dia mengatakan pembongkaran operasi polisi antinarkoba itu berarti mereka (pemerintah) menyadari bahwa aparat yang terlibat dalam operasi antinarkoba terlibat dalam kegiatan ilegal dengan kedok yang disebut perang melawan narkoba.

Komitmen membersihkan kepolisian bukan muncul begitu saja.

Baru-baru ini polisi antinarkoba Filipina terlibat dalam penculikan dan pembunuhan terhadap seorang pengusaha asal Korea Selatan di Filipina.

Istri pengusaha Korea itu bahkan mengaku diperas polisi.

Sementara itu, selama delapan bulan Duterte menjabat, korban tewas akibat perang narkoba meningkat signifikan.

Penindakan oleh polisi dalam kebijakan pemberantasan narkoba telah menewaskan sekitar 7.000 orang sejak Duterte naik ke kursi presiden.

Pegiat hak asasi manusia, gereja Filipina, dan dunia Barat telah berulang kali mengecam kebijakan Duterte tersebut, yang mereka sebut sebagai upaya membunuh di luar hukum. (BBC/Ths/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya