Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Bangladesh Relokasi Rohingya

31/1/2017 04:00
Bangladesh Relokasi Rohingya
(AP)

PEMERINTAH Bangladesh akan melanjutkan rencana yang manusiawi untuk merelokasi puluhan ribu pengungsi Rohingya yang datang dari Myanmar di sebuah pulau terpencil.

Pemerintah Bangladesh juga telah membentuk sebuah komite yang beranggotakan pejabat negara bagian yang memerintahkan otoritas setempat untuk mengidentifikasi dan merelokasi warga Myanmar tanpa dokumen resmi tersebut ke Thengar Char di Teluk Bengal.

"Komite akan membantu pemindahan para pengungsi, baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar, asal Myanmar ke Thengar Char di dekat Pulau Hatiya di Distrik Noakhali," ungkap surat perintah yang dikeluarkan Divisi Kabinet pada pekan lalu.

Pulau Hatiya berada di muara Sungai Meghna dan berjarak sembilan jam dari lokasi penampungan warga Rohingya itu yang saat ini ditempatkan.

Sekitar 232 ribu warga muslim Rohingya, baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar, telah tinggal di Bangladesh sebelum sekitar 65 ribu warga Rohingya melarikan diri dari aksi kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, mulai tiba di Bangladesh pada Oktober lalu.

Mayoritas dari mereka yang melarikan diri ke Bangladesh hidup dalam kondisi yang memprihatinkan di kamp pengungsian di Distrik Cox's Bazar yang berada di dekat perbatasan dengan Negara Bagian Rakhine.

Distrik itu juga merupakan salah satu resor wisata kenamaan di Bangladesh.

Pemerintah Bangladesh juga telah memerintahkan pejabat di kawasan perbatasan untuk mengidentifikasi warga Myanmar yang secara ilegal masuk ke negara itu.

"Hal itu harus dipastikan dengan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk memastikan para pengungsi itu tidak menyebar dan bercampur dengan warga setempat," ungkap surat perintah yang dikeluarkan pemerintah Bangladesh pada 26 Januari lalu.

Bangladesh pertama kali mengungkapkan rencana untuk merelokasi para pengungsi Rohingya pada 2015. (AFP/Bas/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya