Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PERDANA Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyatakan insiden penembakan di masjid Pusat Kebudayaan Islam di Kota Quebec, Kanada, pada Minggu (29/1), ialah aksi terorisme yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh dunia setelah Amerika Serikat (AS) mengeluarkan larangan perjalanan ke AS untuk tujuh negara mayoritas muslim.
"Kami mengutuk serangan teroris kepada umat muslim di pusat ibadah. Ini sangat menyedihkan melihat kekerasan yang tidak masuk akal tersebut. Keberagaman ialah kekuatan kita, dan toleransi beragama ialah nilai yang kita, penduduk Kanada, pegang," ujar Trudeau dalam sebuah pernyataan Senin (30/1) waktu setempat.
Sebanyak enam orang tewas, delapan luka parah, dan 39 lainnya terluka dalam insiden penembakan tersebut.
Sejumlah saksi mengatakan dua orang bersenjata berpakaian hitam melepas tembakan membabi buta ke arah puluhan orang yang tengah beribadah.
Diperkirakan lebih dari 50 orang tengah berada di masjid tersebut ketika serangan terjadi.
Juru bicara kepolisian Provinsi Quebec Christine Coulombe mengatakan telah menangkap dua pelaku serangan, seorang di tempat kejadian dan yang lainnya di d'Orleans, Quebec.
Namun, polisi belum mengumumkan identitas mereka serta motif serangan.
Pascaserangan, sejumlah kota di dekat Quebec mengetatkan pengawasan di masjid-masjid di sekitar kota.
"Komunitas muslim telah menjadi sasaran serangan mematikan ini," ujar Gubernur Quebec Philipe Couillard dalam sebuah konferensi pers.
Dia mengatakan demonstrasi solidaritas akan digelar di Quebec pada Senin (30/1).
Wali Kota Quebec Regis Labeaume terlihat terguncang pascaserangan tersebut.
"Tidak ada seorang pun yang harus membayar dengan hidup mereka, untuk ras, warna kulit, orientasi seksual atau keyakinan agama mereka," ujar Labeaume.
Ketua Pusat Kebudayaan Islam Kota Quebec Mohamed Yangui mengatakan penembakan tersebut terjadi di mesjid bagian laki-laki.
"Kami sangat sedih untuk keluarga korban," ujar Yangui.
Dampak kebijakan Trump
Kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang perjalanan ke AS bagi tujuh negara mayoritas muslim telah memicu reaksi keras dunia.
Merespons kebijakan itu, PM Trudeau menyatakan Kanada menerima orang-orang yang ditolak itu, apa pun keyakinan mereka.
"Penduduk muslim Kanada ialah bagian penting dari struktur nasional kita dan tindakan tidak masuk akal ini tidak punya tempat dalam masyarakat kita," Trudeau.
Francois Deschamps dari kelompok pendukung di Quebec mengatakan motif serangan memang belum jelas, tetapi ia mengaku telah menerima ancaman pembunuhan setelah memulai dukungan untuk pengungsi di Facebook.
"Saya tidak terlalu terkejut dengan insiden tersebut," ujarnya.
Secara umum, Kanada sangat ramah terhadap imigran dan semua agama.
Namun, hal itu tidak berlaku di Provinsi Quebec yang berbahasa Prancis tersebut.
Perdebatan tentang ras dan akomodasi keagamaan telah lama terjadi di sana. (AP/CNN/I-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved