Pertempuran Renggut 66 Orang

24/1/2017 04:15
Pertempuran Renggut 66 Orang
(AP/HANI MOHAMMED)

PERTEMPURAN hebat yang terjadi selama 24 jam telah menewaskan 66 orang di Yaman. Hal tersebut disampaikan petugas medis dan sumber aparat keamanan setempat pada Minggu (22/1).

Otoritas setempat melaporkan pasukan propemerintah berhasil memukul mundur kelompok pemberontak Syiah yang didukung Iran di wilayah garis pantai strategis Yaman.

Pasukan pemerintah dengan dibantu serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi terus menggempur wilayah dekat kota strategis Bab al-Mandab.

Serangan udara itu menewaskan 52 orang yang sebagian besar kelompok Syiah, Houthi, dan pasukan militer yang loyal terhadap presiden terguling, Ali Abdullah Saleh.

Sebanyak 14 anggota pasukan propemerintah juga tewas. Pasukan yang loyal terhadap Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi melancarkan serangan besar-besaran sejak 7 Januari lalu. Serangan itu ditujukan merebut Distrik Dhubab yang tak jauh dari Bab al-Mandab, kota penting yang menghubungankan Laut Merah dan Samudra India.

Sejumlah helikopter dan pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara untuk mendukung pasukan pro-Hadi di Kota Mokha, dekat Laut Merah. Hingga Minggu (22/1), pasukan loyalis pemerintah itu telah berada dalam jarak 10 kilometer menuju Mokha.

Namun, gerakan pasukan pro-Presiden Hadi tersebut terhenti karena dihambat ranjau darat yang dipasang kelompok pemberontak. Anggota kelompok pemberontak yang tewas dalam pertempuran dibawa ke sebuah rumah sakit militer di Hodeida, kota pelabuhan barat yang kini dikuasai pasukan pemerintah.

Rumah sakit militer tersebut dilaporkan menerima 14 mayat pada Sabtu (21/1) dan 38 mayat pada Minggu (22/1). Sebanyak 55 anggota pemberontak yang terluka juga dirawat di rumah sakit yang sama.

Sejak Yaman dilanda konflik perang saudara, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung Presiden Mansour Hadi melakukan serangan gencar yang dimulai pada Maret 2015.

Kendati didukung pasukan koalisi dan memiliki keunggulan senjata, pasukan propemerintah tidak mampu mengimbangi kekuatan kelompok pemberontak.

Kelompok pemberontak Syiah, Houthi, yang didukung Iran dan setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, masih menguasai ibu kota Yaman, Sana’a.

Utusan PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk melaksanakan gencatan senjata dan melakukan transisi politik. Sementara itu di pusat Yaman, wilayah Sawmaa, Provinsi Al-Bayda, tujuh anggota Al-Qaeda dilaporkan tewas dalam serangan pesawat nirawak milik militer Amerika Serikat.

Tiga anggota Al-Qaeda bersenjata itu tewas ketika kendaraan mereka mogok di daerah tersebut pada Minggu (22/1). (AFP/Ire/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya