Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Trump akan Temui Pemimpin Sekutu Lama

23/1/2017 05:30
Trump akan Temui Pemimpin Sekutu Lama
(AP)

PRESIDEN AS Donald Trump direncanakan menerima kunjungan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Jumat pekan ini untuk pertemuan perdananya sebagai Presiden AS dengan pemimpin negara lain.

Dalam konferensi pers pertama, Sabtu (21/1), Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer menjelaskan rencana pertemuan tersebut.

May yang kini bertugas mengawasi proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa setelah referendum (Brexit) disebut-sebut sebagai pemimpin yang pertama akan 'rapat' dengan pemerintahan Trump.

Semangat 'antikemapanan' populisme dari Brexit dinilai menular ke negara lain termasuk AS dan mendorong terpilihnya sosok seperti Trump yang bisa dikatakan satu napas dengan semangat itu.

Undangan bagi May itu menguatkan anggapan selama ini Trump menjunjung hubungan spesial antara AS dan sekutu lamanya tersebut.

Seolah menegaskan anggapan itu, bagi Inggris, rencana perdagangan bebas dengan AS yang akan dibahas dalam pertemuan nanti sama pentingnya dengan persiapan Brexit.

"Setiap pemimpin pasti akan melakukan hal yang sama ketika memutuskan sebuah kesepakatan dagang," ujar May kepada BBC kemarin untuk mengomentari slogan Trump terkait dengan perdagangan Amerika yang Prioritas.

Dalam pertemuan itu, Trump dan May akan membahas nilai penting kerja sama militeristis NATO.

May mengatakan Trump mengakui pentingnya NATO meskipun beberapa waktu lalu dia sempat menyebut aliansi militer merupakan sesuatu yang sudah usang.

Selain May, Trump akan menerima Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto pada 31 Januari.

Kantor kepresidenan Meksiko mengatakan keduanya sempat bertelepon. Nieto mengucapkan selamat kepada Trump.

Keduanya bersepakat bertemu dan membuka dialog baru untuk membicarakan perdagangan, imigrasi, dan keamanan.

Sejumlah isu sensitif terkait dengan Meksiko sempat disampaikan Trump dalam janji kampanyenya, seperti rencana membangun tembok perbatasan dengan Meksiko untuk mencegah masuknya migran ilegal dan meminta Meksiko menanggung biaya pembangunannya.

Trump juga berencana mendeportasi jutaan imigran ilegal yang kebanyakan berasal dari Meksiko, juga rencana melakukan negosiasi ulang perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara antara AS, Meksiko, dan Kanada (NAFTA). (AFP/Ths/I-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya