Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

PM Israel Kecam Pidato Kerry, Berharap Trump segera Pimpin AS

Antara
29/12/2016 23:37
PM Israel Kecam Pidato Kerry, Berharap Trump segera Pimpin AS
(AP Photo/Sebastian Scheiner)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu (28/12) mengecam pidato kebijakan Timur Tengah Menteri Luar Negeri AS John Kerry, dan mencela Kerry sebagai 'terobsesi' dan 'bias'.

Ketika berbicara di dalam satu pernyataan yang disiarkan televisi, Netanyahu mengatakan, "Kerry terobsesi dengan permukiman dan bukan menyentuh pangkal konflik."

Politikus garis keras Israel itu mengatakan ia kecewa dan terkejut oleh pidato Kerry, demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (29/12) malam.

"Apakah itu apa yang telah menjadi pusat perhatian menteri luar negeri dari negara terbesar di dunia?" Netanyahu mempertanyakan dengan cara menyindir.

Netanyahu juga mengatakan ia sangat berharap bisa bekerja sama dengan Pemerintah AS di bawah Presiden terpilih Donald Trump untuk membatalkan resolusi Dewan Keamanan PBB pada Jumat (23/12) yang mengutuk berlanjutnya perluasan permukiman Yahudi.

Di dalam pidato 70-menitnya, hanya beberapa pekan sebelum berakhirnya masa jabatan Presiden Barack Obama, Kerry memperingatkan pembangunan permukiman Yahudi membahayakan peluang bagi berdirinya Negara Palestina --yang berdampingan dengan Israel dan mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina.

Bebreapa jam sebelum pidato tersebut, Trump mengirim pesan dukungan buat Israel, yang memberitahu negara Yahudi untuk tetap kuat sampai 20 Januari 2017 mendatang ketika ia memangku jabatan.

Dalam kicauan jawaban, Netanyahu menulis, "Presiden terpilih Trump, terima kasih atas persahabatan hangat Anda dan dukungan jelas Anda buat Israel!"

Resolusi bersejarah Dewan Keamanan PBB menuntut Israel menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Jerusalem Timur dan Tepi Barat Sungai Jordan dan mencela permukiman itu sebagai 'pelanggaran nyata' terhadap hukum internasional.

Sebanyak 500.000 pemukim Yahudi tinggal di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jerusalem Timur, tanah yang direbut Israel dalam Perang Timur Tengah 1967 dan telah dikuasainya sejak itu, meskipun masyarakat internasional mengutuknya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya