Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Obama Jelaskan Tudingan terhadap Putin

Haufan Hasyim
17/12/2016 03:45
Obama Jelaskan Tudingan terhadap Putin
(AFP/SPUTNIK/MIKHAIL KLIMENTYEV)

GEDUNG Putih menuding Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat langsung dalam serangan di dunia maya (peretasan) yang dirancang untuk mengacaukan pemilihan umum Amerika Serikat (AS) pekan lalu.

Presiden Barack Obama secara tegas mengatakan 'Negeri Paman Sam' akan membalas perilaku 'Negeri Beruang Merah' dengan aksi setimpal.

Pernyataan itu meningkatkan ketegangan di antara dua kekuatan nuklir terkemuka dunia itu.

"Saya pikir tidak ada keraguan bahwa ketika pemerintah asing mencoba memengaruhi integritas pemilu kita, kita perlu mengambil tindakan," kata Obama kepada Radio NPR.

"Kita akan (melakukan pembalasan), pada waktu dan tempat yang kita tentukan sendiri," kata Obama kemarin atau Kamis (15/12) waktu setempat.

Tak jelas tindakan apa yang akan diambil Washington untuk

'menghukum' Moskow.

Pasalnya Obama lepas dari jabatan pada 20 Januari nanti.

Obama dijadwalkan akan memberikan penjelasan lebih lanjut dalam konferensi pers pada pukul 14.15 hari ini atau Jumat (16/12) waktu setempat.

Penasihat utama masalah luar negeri Obama, Ben Rhodes, mengatakan publik mengetahui bagaimana Rusia beroperasi dan cara Putin mengendalikan pemerintahnya.

"Campur tangan lewat internet seperti itu pasti dilakukan pejabat tingkat tertinggi pemerintah. Pada akhirnya Vladimir Putin ialah pejabat yang bertanggung jawab atas semua tindakan pemerintah Rusia. Dia pasti mengetahui tentang hal itu," tegas Rhodes.

Saat menanggapi ancaman Obama, Moskow melancarkan kecaman.

Mereka menyebut tuduhan AS 'omong kosong yang tidak masuk akal'.

"Pada titik ini mereka perlu tutup mulut atau tunjukkan bukti. Kalau tidak, ini (tuduhan AS) akan terlihat luar biasa kotor," ujar juru bicara Putin, Dmitry Peskov, Jumat waktu setempat.

Dengan menuduh Putin mengintervensi pemilu, Gedung Putih sekaligus memunculkan bentrok dengan Donald Trump.

Dia pun menuduh Partai Demokrat menyebar isu keterlibatan Rusia untuk menyembunyikan rasa malu mereka karena kalah pada pemilihan.

Miliarder New York itu sudah lama menyampaikan kekagumannya kepada Putin.

"Jika Rusia, atau entitas lain, melakukan peretasan, kenapa Gedung Putih menunggu selama ini untuk bertindak? Kenapa mereka baru menyampaikan keluhan setelah Hillary kalah?" Trump mencicit di akun Twitter-nya.

Sebelumnya juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, menyampaikan penilaian Badan Intelijen AS (CIA) pada Oktober bahwa 'hanya para pejabat senior tertinggi Rusia yang dapat memberi otorisasi untuk melakukan tindakan-tindakan peretasan itu'.

Sejauh ini tak ada bukti yang dibeberkan ke publik terkait dengan tuduhan Obama terhadap Putin.

Di Kongres, sejumlah legislator senior menuntut penyelidikan menyeluruh dan deklasifikasi beberapa laporan rahasia CIA dan Biro Investigasi Federal (FBI).

CIA telah menyimpulkan motivasi Rusia untuk memengaruhi pemilu ialah untuk memenangkan Trump. Seperti diketahui, dalam pemilu itu kandidat Partai Republik tersebut, yang dikenal 'bersahabat' dengan Putin, berhasil mengalahkan Hillary Clinton dari Partai Demokrat. (AFP/BBC/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya