Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Turki Paling tidak Ramah bagi Wartawan

14/12/2016 06:10
Turki Paling tidak Ramah bagi Wartawan
(AP/HALIT ONUR SANDAL)

JUMLAH wartawan yang dijebloskan ke balik jeruji tidak menunjukkan tren penurunan. Sebaliknya wartawan yang ditangkap aparat keamanan terus bertambah. Bahkan pada tahun ini, jumlah wartawan di seluruh dunia yang ditahan melonjak.

Penangkapan wartawan yang meningkat signifikan terjadi di Turki. Wartawan Lintas Batas (RSF) melaporkan kemarin bahwa negara yang sempat mengalami kudeta gagal itu telah menjebloskan lebih dari 100 wartawan dan kontributor ke tahanan.

“Total 348 wartawan telah ditahan di seluruh dunia. Sebanyak 6% lebih besar ketimbang tahun lalu,” demikian laporan tahunan yang disampaikan RSF.

Angka itu sudah termasuk para bloger dan kontributor freelance. “Jumlah wartawan profesional yang ditahan di Turki meningkat hingga 22% setelah upaya penggu-lingan pemerintah yang gagal pada Juli (lalu),” jelas pihak RSF.

Jumlah wartawati yang dipenjarakan lebih dari empat kali pada periode yang sama. Kalau tahun sebelumnya hanya lima wartawati, tahun ini menjadi 21 wartawati.

“Ini memang merefleksikan pertumbuhan peran perempuan di dunia jurnalistik. Namun, semua situasi buruk terjadi di Turki yang saat ini jumlahnya setara dengan satu pertiga dari jumlah wartawati yang ditahan di seluruh dunia,” kata Sekretaris Jenderal RSF Christophe Deloire dalam pernyataannya.

Selain Turki, negara yang tidak ramah terhadap wartawan ialah Tiongkok, Iran, dan Mesir. RSF mengatakan jumlah wartawan di negara-negara tersebut mencapai dua pertiga dari seluruh wartawan yang ditahan di seluruh dunia.
Tidak mengherankan jika organisasi RSF mendesak pembentukan perwakilan khusus untuk keamanan wartawan. Perwakilan khusus langsung melekat di bawah kantor Sekretariat Jenderal Perserikat Bangsa-Bangsa (PBB).

Namun, data sedikit menggembirakan ialah jumlah wartawan yang disandera mengalami penurunan tahun ini. RSF melaporkan tercatat 52 wartawan ditangkap dan disendera pada 2016. Pada tahun lalu tergolong tinggi, jumlah wartawan yang disandera mencapai 61 orang.

Sebagian besar wartawan yang jadi korban penyanderaan ialah yang bertugas di kawasan Timur Tengah--Suriah, Yaman, dan Irak. Sebanyak 21 wartawan disandera kelompok militan Islamic State (IS).

Penculikan dan penyanderaan wartawan itu terjadi di wilayah konflik bersenjata di wilayah Suriah, Yaman, dan Irak. Pelaku penyanderaan wartawan itu ialah kelompok IS.

Pihak RSF telah mengidentifikasi bahwa tahun ini masih satu wartawan yang belum ditemukan. Dia adalah Jean Bigirimana dari Burundi. Sementara itu pada tahun lalu, delapan wartawan hilang. (AFP/Irene Harty/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya