Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
MILITER Myanmar terbukti telah membakar 1.500 rumah milik warga muslim etnik Rohingya di Negara Bagian Rakhine sejak 9 Oktober lalu. Mereka juga mengusir ribuan warga Rohingya dari sejumlah desa.
Lembaga internasional Pemantau Hak Asasi Manusia (HRW) Selasa (13/12) membuktikan tindakan pemerintah dan militer Myanmar itu berdasarkan citra satelit dan wawancara dengan sejumlah pengungsi Rohingya.
Direktur HRW Asia Brad Adams meminta pertanggungjawaban pemerintah dan tentara Myanmar atas tindakan idak manusiawi tersebut.
Pemerintah Myanmar didesak pula untuk membuka akses bagi badan-badan bantuan kemanusiaan, media massa, dan pengamat hak asasi manusia ke Negara Bagian Rakhine.
“Temuan baru itu membantah klaim militer dan pemerintah Myanmar yang menuduh kelompok militan Rohingya yang bertanggung jawab atas pembakaran desa mereka sendiri,” ujar Adams.
Analisis terbaru citra satelit Desa Maungdaw menunjukkan empat bukti. Pertama, jumlah bangunan yang hancur setelah diidentifikasi menjadi 1.500 per 23 November. Jumlah sebenarnya bisa lebih banyak karena sejumlah bangunan yang hancur tertutup pohon.
Kedua, pola pembakaran menunjukkan pemerintah bertanggung jawab atas kehancuran yang terjadi. Tiga desa pertama yang dibakar semua berada di Jalan Utara Taung Pyo dan desa-desa yang dibakar berada sekitar 3 kilomter sampai 5 kilometer sebelah barat.
Menurut Adams, citra satelit itu sesuai dengan pergerakan pasukan militer Myanmar ke arah barat dan berbeda dengan pergerakan sejumlah warga Rohingya.
Ketiga, HRW mencatat kerusakan bangunan yang sistematis di desa-desa sesuai dengan lokasi yang diserbu pasukan militer Myanmar dan menunjukkan aksi pembalasan dengan pembakaran rumah-rumah warga Rohingya.
Keempat, citra satelit mengungkap kehadiran pasukan keamanan Myanmar di pos perbatasan dekat dengan Desa Wa Peik yang hampir seluruhnya terbakar.
“Sangat sulit dipercaya bahwa milisi (Rohingya) membakar sendiri lebih dari 300 bangunan di Wa Peik,” ujar Adams.
“Saya melihat tentara membakar desa dan menembak orang-orang,” ujar Abdul, 23, warga Desa Kyet Yoe Pyin, yang mengungsi ke Bangladesh pada 12 Oktober lalu. (Ihs/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved