Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Rayakan Ulang Tahun di Tengah Kemuraman

10/12/2016 05:00
Rayakan Ulang Tahun di Tengah Kemuraman
(AFP/BELGA/NICOLAS MAETERLINCK)

SUDAH 25 tahun sejak pertemuan tingkat tinggi di Kota Maastricht, Belanda, berlangsung.

Saat itu lahir Uni Eropa yang ditandai dengan resminya mata uang euro.

Namun, seperti jauh berbeda dengan pertemuan bersejarah pada 9 Desember 1991 ketika tokoh-tokoh seperti Helmut Kohl dari Jerman dan Francois Mitterrand dari Prancis menyepakati pencapaian luar biasa besar dalam integrasi Eropa, 9 Desember kali ini hanya berisi perayaan sederhana.

Di tengah Brexit, meningkatnya populisme, dan masalah nilai mata uang tunggal yang tak berujung, Uni Eropa memperingati hari jadi mereka dalam kemuraman.

Padahal, itu hari bersejarah ketika perjanjian yang disepakati Maastricht itu mengintegrasikan mereka.

Menyatukan kawasan Eropa ialah proyek pascaperang yang merupakan langkah sangat besar, yaitu mengubah 12 negara anggota Komunitas Eropa yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Roma 1957 itu menjadi UE.

"Setelah Perjanjian Roma, Maastricht ialah perjanjian paling penting di sejarah Uni Eropa," ujar Menteri Keuangan Luksemburg, Jean-Claude Juncker, yang hadir untuk menyampaikan pidato, Jumat (9/12).

Perayaan yang tak bergaung tahun ini menyiratkan bagaimana UE terkepung oleh keraguan.

Krisis yang melanda kawasan itu juga berasal dari hal-hal yang disepakati dalam Perjanjian Maastricht.

Inggris memilih keluar dari kesepakatan karena pertimbangan hak para pekerja--hal pertama dari sejumlah perpecahan dalam UE yang memuncak pada referendum Brexit pada 23 Juni.

Juncker mengatakan kegagalan dari perjanjian itu disebabkan integrasi yang terlalu kecil.

"Saya menyesal kami tidak mengintensifkan upaya berkoordinasi nyata dalam kebijakan ekonomi, anggaran, dan fiskal."

"Perjanjian itu tentu saja tidak sempurna," ujar tokoh Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman (DGAP) Julian Rappold.

Dengan beranggotakan 28 anggota yang berbeda-beda kepentingan dan dengan semakin tingginya geliat para populis skeptis di Eropa, Rappold menilai persatuan tampaknya akan lebih sulit terwujud dari sebelumnya.

UE yang sadar akan kondisi itu lantas menghadiahi diri kado ulang tahun sebuah kantor baru.

Gedung bergaya futuristis 'Space Egg' itu diluncurkan sehari sebelum hari jadi mereka.

Gedung yang menghabiskan anggaran 321 juta euro itu berbentuk kubah dengan bingkai daur ulang yang berasal dari 28 negara dan kaca berbentuk lampion di dalamnya.

Perancang gedung itu, Philippe Samyn, mengatakan desain itu dibuat sebagai simbolisasi 'kebahagiaan' di tengah kemuraman yang melanda. (AFP/Irene Harty/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya