Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
MATAHARI masih belum menampakkan sinarnya pada Rabu (23/11).
Namun, ratusan perempuan mengenakan kaus kuning telah berbaris ke gedung parlemen di Kuala Lumpur, Malaysia.
Demonstran kaum Hawa tersebut menuntut pembebasan aktivis Maria Chin Abdullah, yang ditangkap Jumat (18/11) lalu.
Para pengunjuk rasa itu membawa spanduk dan poster yang bertuliskan 'Women 4 Maria' dan 'Free Maria'.
Unjuk rasa itu menandai hari kelima sejak Chin, ketua kelompok Bersih 2.0, koalisi kelompok prodemokrasi dan antikorupsi, ditangkap pada 18 November lalu, pada malam protes masif yang digagas kelompok Bersih di Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.
Bersama dengan Chin, pihak berwenang Malaysia juga menangkap rekannya di Bersih, Mandeep Singh.
Setidaknya sembilan aktivis lainnya turut dibawa ke kantor polisi.
Semua aktivis Bersih telah dilepas, kecuali Chin, satu-satunya yang ditahan di bawah ketentuan Security Offences (Special Measures) Act, atau SOSMA, undang-undang antiterorisme yang memungkinkan penahanan hingga 28 hari tanpa pengadilan.
Aktivis berusia 60 tahun yang menderita hipertensi, tekanan darah tinggi, dan osteoartritis tersebut dilaporkan ditahan di tahanan isolasi dalam sel tanpa jendela dan dengan lampu terus menyala sepanjang waktu.
"Pola penahanan itu setara dengan penyiksaan," kata sebuah pernyataan dari Joint Action Group for Gender Equality, koalisi kelompok perempuan.
Aktivis HAM mengatakan penahanan Chin belum pernah terjadi sebelumnya.
"Ini pertama kalinya seorang pembela hak asasi manusia perempuan ditahan di bawah SOSMA," ujar Lee Wei San, koordinator program pada All Women's Action Society (AWAM), kepada Time.
Chin, yang menyebut dirinya feminis dan aktivis hak asasi manusia, telah menjadi bagian dari gerakan perempuan Malaysia selama tiga dekade.
Dia membantu pembentukan AWAM pada 1985 setelah ia kembali dari studinya di London, Inggris.
Pengaruh suami
Pada 2005, Chin ikut mendirikan dan menjadi direktur eksekutif Empower, organisasi nonpemerintah yang mendorong perempuan dan kaum muda untuk berpartisipasi dalam politik dan berkampanye untuk kebebasan sipil.
Dia memegang posisi tersebut hingga akhir tahun lalu.
Pekerjaannya di lingkup HAM dan pembelaan perempuan telah membawa Chin menerima banyak penghargaan dari masyarakat sipil Malaysia, terutama dari aktivis perempuan.
"Dia luar biasa," kata Lee tentang Chin.
"Lewat Empower, dia mengenal para pemimpin politik perempuan dan memiliki hubungan baik dengan para pemimpin perempuan di oposisi," tandasnya.
Chin lahir pada 1956 di Inggris, tempat ayahnya menempuh pendidikan pada waktu itu, dan kemudian dibesarkan di Malaysia.
Dia masuk Islam saat menikah dengan sesama aktivis Yunus Ali pada 1993.
Mereka bertemu pada 1970-an ketika sang suami diasingkan di London.
"Kami memiliki banyak kesamaan, terutama atas apa yang terjadi di negeri ini. Ia tertarik soal hak-hak perempuan, isu yang cukup langka waktu itu," kata Chin tentang almarhum suaminya dalam sebuah wawancara dengan Straits Times tahun lalu.
Pada 1987, Yunus ditangkap di bawah Internal Security Act--hukum kejam yang kemudian diganti dengan SOSMA--bersama dengan beberapa 100 pembangkang lainnya. Itu menjadi katalis bagi Chin untuk fokus pada aktivisme.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad waktu itu meluncurkan Ops Lalang, penindakan keras yang berujung pada penangkapan 106 pembangkang di bawah hukum kejam tadi.
"Saya bersyukur karena suami saya memberi saya ruang untuk terlibat dalam kegiatan aktivisme," ujar Chin. Yunus meninggal karena gagal ginjal pada 2010.
Memimpin Bersih 2.0
Chin mengambil kemudi Bersih 2.0 pada 2013, ketika ia terpilih untuk menggantikan pengacara hak asasi manusia Ambiga Sreenevasan--sekarang penasihat hukumnya.
Kelompok reformasi yang terdiri dari koalisi 84 LSM itu melancarkan aksi protes pertama pada 2011.
Ambiga telah menjadi pengacara kenamaan dan mantan pemimpin Bar Malaysia sebelum memimpin Bersih.
Namun, Maria hanyalah salah satu dari banyak aktivis hak-hak sipil di Malaysia, tempat aktivis sering dipandang sebagai pengacau jika tidak dikelompokkan sebagai musuh negara.
Penangkapan pekan lalu bukan penangkapan pertama bagi Chin dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Bersih.
Pada 8 September 2015, ia dan delapan aktivis lainnya ditangkap dan dikenai dakwaan terlibat dalam sebuah majelis yang dituduh melanggar hukum.
Pada minggu-minggu menjelang unjuk rasa Sabtu (19/11), dia, anaknya, dan beberapa rekan, termasuk Ambiga, menerima ancaman kematian. Chin justru bergeming atau merasa tidak terancam sedikit pun.
"Kami ingin memastikan semua proses menuju pemilu berjalan adil dan menyuarakan apa yang orang-orang inginkan," tegas Chin kepada Time pada 16 November, dua hari sebelum penangkapannya. "Ini perjuangan yang kita harus lalui," tandasnya.
"Kami akan terus menyuarakan tuntutan tersebut. Suatu saat nanti, kekuasaan rakyat akan menciptakan perubahan," tambahnya.
Chin sekarang berada di garis depan gerakan untuk melengserkan Perdana Menteri Najib Razak yang dituduh terlibat korupsi senilai US$700 juta (Rp9,4 triliun) yang mengalir ke rekening bank pribadinya.
Dukungan publik Malaysia terhadap Bersih kian meningkat.
Selain itu, orang-orang bersimpati dengan cara massa yang bercirikan kaus kuning itu melancarkan unjuk rasa yang dibalut dengan nuansa festival.
Pada Agustus lalu misalnya, ketika Najib sedang dalam sorotan korupsi, Bersih mengumpulkan hampir RM2,5 juta (Rp7,5 miliar) sumbangan dan dari hasil penjualan 35 ribu kaus kuning.
"Sumbangan tersebut mencerminkan dukungan publik bagi kami dan perkara yang kami suarakan. Pada faktanya, donasi itu tiga kali lebih dari yang kami kumpulkan di unjuk rasa terakhir (pada 2012)," ujar Maria. Ketika itu sumbangan yang masuk sekitar RM1,2 juta. (Starits Times/Time/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved