Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bayi dari Embrio Beku 31 Tahun Lahir di AS, Pecahkan Rekor Dunia

Thalatie K Yani
03/8/2025 10:50
Bayi dari Embrio Beku 31 Tahun Lahir di AS, Pecahkan Rekor Dunia
Ilustrasi(freepik)

SEORANG bayi laki-laki di Ohio, Amerika Serikat, dilaporkan lahir dari embrio yang telah dibekukan sejak 1994. Hal itu menjadikannya sebagai bayi tertua di dunia dari embrio beku yang berhasil dilahirkan.

Bayi bernama Thaddeus Daniel Pierce tersebut lahir pada 26 Juli 2025 dari pasangan Lindsey dan Tim Pierce. Kehamilan Lindsey terjadi melalui program bayi tabung (IVF) menggunakan embrio “adopsi” yang disumbangkan Linda Archerd, kini berusia 62 tahun.

Pada awal 1990-an, Linda Archerd dan suaminya saat itu menjalani prosedur IVF setelah mengalami kesulitan memiliki anak. Dari proses tersebut, empat embrio berhasil dihasilkan pada 1994. Satu embrio ditanamkan ke rahim Archerd dan melahirkan seorang putri, yang kini berusia 30 tahun dan memiliki anak berusia 10 tahun. Tiga embrio lainnya dibekukan dan disimpan selama lebih dari tiga dekade.

Setelah bercerai, Archerd memperoleh hak atas embrio yang tersisa. Ia kemudian memilih untuk menyumbangkannya melalui program adopsi embrio. Di mana donor dan penerima dapat menentukan kecocokan. Ia berharap embrionya diadopsi pasangan Kristen, kulit putih, dan sudah menikah, hingga akhirnya embrio tersebut diadopsi keluarga Pierce.

“Kami tidak berniat memecahkan rekor apa pun,” ujar Lindsey kepada MIT Technology Review. “Kami hanya ingin memiliki seorang anak.”

Kelahiran Thaddeus tidak berlangsung mudah, namun kini ibu dan bayi dalam kondisi sehat. “Dia sangat tenang. Kami masih takjub bisa memiliki bayi yang begitu berharga,” ungkap Lindsey.

Archerd pun mengaku terharu saat pertama kali melihat foto Thaddeus. “Yang langsung saya perhatikan adalah betapa miripnya dia dengan putri saya saat bayi. Saya bahkan membandingkan dengan buku kenangan, dan tidak diragukan lagi, mereka adalah saudara kandung,” ujarnya.

Kurangi Jumlah Embrio Tersimpan

Proses pemindahan embrio dilakukan klinik fertilitas milik Dr John Gordon, seorang ahli endokrin reproduksi sekaligus penganut Reformed Presbyterian. Gordon memiliki misi mengurangi jumlah embrio yang tersimpan tanpa digunakan.

“Prinsip kami berasal dari keyakinan: setiap embrio layak mendapat kesempatan hidup. Satu-satunya embrio yang tidak akan pernah menjadi bayi sehat adalah embrio yang tidak pernah diberi kesempatan untuk ditanamkan,” jelas Gordon.

Tren kelahiran melalui program IVF memang terus meningkat. Di Inggris, misalnya, proporsi kelahiran dari IVF naik dari 1,3% pada tahun 2000 menjadi 3,1% pada 2023. Angka itu setara dengan satu dari setiap 32 kelahiran. Bahkan untuk perempuan usia 40-44 tahun, sebanyak 11% kelahiran berasal dari IVF. Sementara di Amerika Serikat, sekitar 2% kelahiran berasal dari program bayi tabung. (Science Daily/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya