Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
LIMA hari lalu, suasana Kota Sabha yang berada di wilayah selatan Libia tampak tenang.
Di kota yang berada sekitar 660 kilometer dari Kota Tripoli itu tidak terdengar letusan senjata atau ledakan bom.
Seorang pelayan toko dari suku Gaddadfa juga bekerja seperti biasanya.
Pria yang tak disebutkan namanya itu melakukan tugas rutin.
Ia melayani para pembeli yang datang ke tokonya.
Dalam menjalankan tugasnya, pelayan itu selalu ditemani seekor monyet.
Primata yang jinak itu telah menjadi teman setianya sehari-hari.
Di tengah kepenatan dan lelahnya kerja, ulah monyet itu telah menjadi hiburan tersendiri bagi pria tersebut.
Pada suatu siang hari, sekelompok pelajar putri melintas.
Para remaja berkerudung itu juga berjalan tepat di depan toko yang terdapat seekor monyet piaraan.
Tiba-tiba, monyet yang biasanya jinak itu menyerang rombongan pelajar tersebut.
Monyet meloncat ke atas kepala dari salah satu pelajar itu.
Binatang itu menarik kerudungnya.
Tak sekadar itu, monyet itu menggigit kepala dan mencakar bagian tubuh pelajar yang merupakan anak tokoh suku Awlad Suleiman.
Berita laporan penyerangan si monyet terhadap pelajar putri pun menyebar.
Orang-orang dari suku Awlad Suleiman pun terpancing.
Apalagi, monyet yang menyerang itu milik suku Gaddadfa.
Sekelompok orang dari suku Awlad Suleiman dengan perlengkapan senjata api memburu sang pelayan toko dari suku Gaddadfa.
Dalam aksi balas dendam itu, pelayan toko dan dua rekannya tewas, termasuk pula monyet, di tangan gerombolan suku Awlad Suleiman.
Persoalan pun tidak berhenti di situ.
Para tokoh suku Awlad Suleiman pun terbakar amarah.
Dengan berbekal senjata dan perlengkapan militer, mereka melakukan aksi balas dendam atas kematian tiga orang dari suku Awlad Suleman.
"Ada situasi memanas selama dua hingga tiga hari. Mereka (dua suku yang bertikai) menggunakan tank, mortir, dan senjata berat lainnya," jelas seorang warga yang tak mau disebut namanya dengan alasan demi keamanan kepada Reuters.
"Masih ada pertempuran sporadis dan sama sekali tidak ada kehidupan di area yang menjadi ajang pertempuran," ujar warga Sabha tersebut, kemarin.
Kepada AP, Abdel-Rahman Areish, Kepala Rumah Sakit Kota Sabha, mengatakan perang antarsuku pada Minggu (20/11) waktu setempat telah menewaskan 20 orang dan menyebabkan 50 orang terluka.
Bader al-Daheli, seorang aktivis sipil, mengatakan dua suku utama dan berpengaruh di Kota Sabha ialah suku Awlad Suleiman dan Gaddadfa.
Namun, kedua suku mendapat dukungan masing-masing dari kelompok bersenjata. (Aljazeera/Deri Dahuri/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved