Pendukung Trump Nodai Makna Sejarah Taman Brooklyn

SEDIKITNYA 300 orang, termasuk penyanyi Beastie Boys Adam Horovitz, menggelar aksi protes di New York, Amerika Serikat (AS), Minggu (20/1) waktu setempat.

Mereka memprotes apa yang mereka katakan sebagai kejahatan kebencian yang terinspirasi dengan terpilihnya Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Protes terjadi setelah swastika dan grafiti pro-Trump muncul di sebuah Taman Brooklyn.

Taman tersebut diberi nama oleh mendiang Adam Yauch, basis dan penyanyi Beastie Boys yang aktif berkampanye untuk hak asasi manusia.

Personel Beastie Boys yang masih hidup, Horovitz dan Mike Diamond, mengomentari pada Sabtu (19/11), "Kebencian tidak memiliki tempat di Brooklyn, NYC, atau Amerika. Bergabunglah dengan kami pada Minggu untuk melawan pesan kebencian."

Turut bergabung dengan aksi protes yang dilakukan Horovitz ialah seorang pejabat terpilih termasuk senator New York Daniel Squadron, seorang Demokrat, serta pemimpin beberapa komunitas religius.

Gubernur New York Andrew Cuomo dan Wali Kota New York Bill de Blasio, keduanya dari Demokrat, mengatakan mereka tidak akan menoleransi kejahatan kebencian atau ekspresi rasialisme.

Mereka juga mengumumkan serangkaian langkah-langkah untuk melindungi siapa pun yang ditargetkan, entah muslim, Yahudi, imigran, atau anggota minoritas seksual.

Cuomo pada Minggu (20/11) mengumumkan bahwa ia membentuk sebuah unit polisi negara bagian khusus untuk menangani kejahatan tersebut.

Ia juga mengumumkan penghimpunan dana untuk membantu para imig-ran yang membutuhkan perlindungan hukum dan tidak mendapat didiskriminasi.

Brad Lander, anggota dewan dari New York, mengkritik Trump dalam Tweeter-nya, dan mengatakan bahwa presiden terpilih AS telah mengambil waktu untuk mengutuk permohonan bijaksana dari pemain drama musikal Hamilton.

Sebelumnya melalui media sosial, Trump mengkritik drama Hamilton setelah aktor utamanya mendesak wakil presiden terpilih, Mike Pence, untuk hadir dan memastikan bahwa pemerintahannya harus menghormati perbedaan ras, budaya, dan sosial. (AFP/Hym/I-2)