KEMARIN, sekitar pukul 07.00 waktu Arab Saudi (pukul 11.00 WIB), ratusan ribu jemaah haji tampak khusyuk berduyun-duyun melintasi Jalan 204 menuju Jamarat, Mina, untuk melempar jumrah aqabah.
Tiba-tiba langkah mereka terhenti karena beberapa jemaah asal Afrika yang sedang duduk dekat tenda di jalan itu terinjak oleh jemaah lainnya.
Insiden itu merembet ke jemaah di barisan belakang mendorong jemaah yang di depan sehingga berdesakan. Akibatnya, banyak jemaah yang jatuh, terutama perempuan dan orang tua, yang kemudian terinjak dan terhimpit hingga tewas.
"Insiden ini dipicu oleh jemaah asal Afrika," geram Pangeran Khaled al-Faisal, ketua Komite Pelaksanaan Haji Pusat Arab Saudi, yang mengonfirmasi penyebab tewasnya lebih dari 700 jemaah dan lebih dari 800 jemaah lainnya terluka.
Menteri Kesehatan Arab Saudi Khaled al-Falih menambahkan insiden jemaah terinjak-injak di Mina terjadi akibat jemaah haji yang tidak disiplin dalam menjalani prosesi haji.
Meski demikian, Wakil Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, yang kehilangan 43 warganya dalam insiden Mina, menuduh Arab Saudi tidak memberlakukan standar keselamatan yang cukup baik untuk jemaah haji.
Tragedi saat melempar jumrah di Mina ini merupakan peristiwa ketujuh dan terbesar kedua sejak 1990. Korban tewas terbanyak dalam tragedi Mina yang terjadi pada 1990 merenggut nyawa lebih dari 1.426 jemaah.
Pada peristiwa kali ini, mereka yang menjadi korban mayoritas berasal dari Afrika dan Timur Tengah karena Jalan 204 memang ditujukan untuk jemaah dari Afrika dan Timur Tengah. Khusus jemaah Indonesia biasa melalui jalan King Fahd dan terowongan Muashim untuk menuju Jamarat.
"Jadi lokasi kejadian bukan berada di jalur yang biasa ditempuh jemaah haji Indonesia," kata Kepala Daerah Kerja Mekah Arsyad Hidayat.
Meski bukan jalan yang dilalui jemaah Indonesia, pemerintah Indonesia mengonfirmasi 3 jemaah Indonesia turut menjadi korban tewas. Beredar informasi pula terdapat 1 korban kritis yang belum teridentifikasi dan kini berada di Rumah Sakit Annur, Mekah.
"Jadi yang sudah kami terima ada korban, yakni atas nama Hamid Atwi Tarji Rofia dan Busyaiyah Sahrel Abdul Gafar, tapi itu terus kami konfirmasi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di New York, Amerika Serikat, kemarin.
Kesaksian Satu korban tewas yang mengenakan selendang bertuliskan Safara Tour and Travel Bojonegoro diketahui bernama Niro berasal dari Paiton, Probolinggo.
Ketua Rombongan (Karom) Mugi Suryojaya, dari embarkasi Surabaya, menyaksikan jemaahnya meninggal terinjak-injak.
"Kami berangkat melempar jumrah dari Mina Jadid. Sesampai di Jalan 204 sebelum jembatan tampak jemaah menumpuk dari dua arah. Saya melihat langsung Pak Niro meninggal dalam peristiwa tersebut," kata Mugi yang lolos dari maut.
Meski ada tragedi itu, sebagian jemaah Indonesia yang melalui Jalan King Fahd tetap melaksanakan lempar jumrah. "Alhamdulillah, saya baru selesai lempar jumrah. Kalo yang korban itu, bareng orang Afrika sih kata orang-orang," ujar Widjil Nugroho Baruno, asal embarkasi Jakarta, kemarin.
Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) telah mengeluarkan larang an melempar jumrah pada 9 Dzulhijjah pukul 08.00-11.00. Sedangkan larangan pada 11 dan 12 Dzulhijjah pukul 13.00-16.00. (Bay/AFP/AP/BBC/Aljazeera/X-10)