Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Pertama Kali Paus Berpidato di Kongres AS

Haufan Hasyim Salengke
25/9/2015 00:00
Pertama Kali Paus Berpidato di Kongres AS
(AFP)
PEMIMPIN umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, menyoroti berbagai isu penting pada kunjungannya selama enam hari ke Amerika Serikat (AS). Ia berbicara soal politik, perubahan iklim, hubungan antarbangsa, pernikahan sejenis, dan kebebasan beragama. Setelah berdiskusi dengan Presiden AS Barack Obama mengenai tema progresif seperti perubahan iklim, Paus berbicara di hadapan Kongres pukul 14.00 waktu setempat (21.00 WIB), Kamis (24/9). Paus Fransiskus menjadi pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berpidato di pertemuan bersama Kongres yang diikuti lebih dari 500 anggota parlemen, hakim, Mahkamah Agung, dan pejabat pemerintahan, termasuk Wakil Presiden Joe Biden.

Setelah berpidato selama 40 menit, Paus menyapa sekitar 50 ribu orang di halaman Gedung Capitol dari balkon. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat John Boehner memprediksi pidato Paus menyoroti masalah percekcokan politik dan memberikan inspirasi bipartisan. "Paus mendorong nilai-nilai kebajikan kita dan membawa kita kembali pada kewajiban sehari-hari," kata Boehner. Hal terbaik yang bisa dilakukan, imbuhnya, "Ialah mendengarkan, membuka hati kita untuk pesannya, dan merenungkan keteladanannya."

Paus juga diprediksi mendesak anggota parlemen untuk melakukan pertimbangan cermat terkait dengan pelestarian Bumi. Soal itu akan membuat merah telinga sebagian kalangan Partai Republik yang menyangsikan masalah perubahan iklim ialah akibat ulah manusia. "Paus mungkin harus fokus pada agama saja. Tidak ada soal pemanasan global dalam Perjanjian Baru," kata anggota Kongres Partai Republik, Steve Raja Politico. Dalam berbagai kesempatan, pesan yang disampaikan Paus kerap menohok.

Oleh karena itu, kalangan Partai Republik AS khawatir jika tokoh agama yang disegani dunia itu membawa pesan politis. Bahkan seorang anggota Kongres sempat menyatakan akan memboikot pidato Paus. "Dalam hal teologis, sebagai Katolik, saya percaya dia sempurna dalam keputusan-keputusannya. Namun, jika berkaitan dengan isu-isu ekonomi, Paus ialah orang seperti yang lainnya," kata Senator Marco Rubio, kandidat calon presiden dari Partai Republik, kepada Fox News.

Anak imigran
Sebelum menyampaikan pidato di Kongres, Paus disambut dengan meriah saat berkeliling bulevar di Washington. Ketika itulah, bocah perempuan, Sofia Cruz, 5, menerobos penjagaan untuk mendekati Paus. Meski Cruz sempat dikawal untuk kembali ke kerumunan, Paus melihatnya dan meminta agar si bocah dibiarkan mendekat. Cruz lantas menyerahkan sepucuk surat kepada Paus.

Cruz juga mengatakan, "Paus Fransiskus, hatiku sedih. Aku ingin memintamu berbicara dengan presiden dan Kongres agar orangtuaku diberi legalisasi karena setiap hari aku takut mereka akan dibawa pergi. Semua imigran seperti ayahku membutuhkan negara ini." Cruz lahir di AS, tapi orangtuanya berasal dari Meksiko dan tinggal di AS tanpa dokumen sah. Lebih dari 11 juta orang tinggal di AS tanpa dokumen legal, seperti orangtua Cruz. Mereka terancam deportasi kecuali reformasi undang-undang imigrasi AS disahkan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya