Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Dulu Pengungsi, Kini Pelatih Sepak Bola

AFP/Andhika Prasetyo/I-1
19/9/2015 00:00
Dulu Pengungsi, Kini Pelatih Sepak Bola
(AFP/HELIOS DE LA RUBIA)
MASIH ingat insiden seorang juru kamera yang menyandung seorang pengungsi Suriah saat melarikan diri dari aparat keamanan di Roszke, Hongaria, Rabu (9/9) lalu?

Insiden itu lantas tersebar dan dikecam dunia karena dinilai tidak berperikemanusiaan.

Untuk sang juru kamera, Petra Lazlo, insiden itu membuat dia dipecat dari pekerjaannya di stasiun televisi lokal N1TV.

Sebaliknya, untuk Osama Abdul Mohsen, 52, pengungsi yang terjerembap gara-gara disandung Lazlo, pengalaman pahit itu berujung manis.

Dari situ, Mohsen mewujudkan tujuannya merantau ke Benua Biru, yakni kehidupan baru.

Begitu membaca berita tentang Mohsen yang terjatuh akibat disandung Lazlo, pengelola sekolah untuk pelatih sepak bola, Cenafe, di Getafe, tepian Madrid, Spanyol, mencari Mohsen.

"Setelah kami selidiki, ternyata laki-laki itu merupakan mantan pelatih sepak bola di Suriah. Kami pun punya ide untuk membantu sesama pelatih sepak bola," ujar Miguel Angel Galan, direktur Cenafe.

Mohsen lantas difasilitasi untuk datang ke Spanyol guna memulai kariernya sebagai salah satu pengajar di Cenafe.

"Mohsen ialah kandidat bagus untuk menjadi pengajar di sekolah pelatih sepak bola. Dia bisa mengajar para pelatih yang nantinya dikirim ke Dubai, Qatar, dan Mesir. Di sana, pelatih Spanyol sangat diminati," ujar Galan.

Mohsen yang merupakan mantan pelatih dan pejabat klub divisi satu Suriah Al-Fotuwa, tiba di Madrid, Rabu (16/9) malam.

Laki-laki yang melakukan perjalanan migrasi bersama dua anaknya, yakni Mohammad, 18, dan Zain, 7, itu mengaku sangat berbahagia.

"Hari pertama saya di Madrid luar biasa. Terima kasih," ujar Mohsen di luar apartemen barunya di Getafe, Kamis (17/9).

Cenafe juga membantu pengajuan suaka Mohsen beserta keluarganya, menempatkan mereka di tempat tinggal baru, serta memenuhi kebutuhan hidup mereka sampai Mohsen bisa mandiri.

Itu belum semua. Direktur Cenafe Miguel Angel Galan menyatakan pihaknya pun akan mencari istri dan dua anak Mohsen yang lain untuk ikut diboyong ke Spanyol.

Ketiganya diyakini masih terjebak di sebuah kamp pengungsian di Turki.

Mohsen bersama keluarganya angkat kaki dari Suriah sekitar setahun silam lantas berada di Turki selama beberapa waktu.

Baru bulan ini Mohsen melanjutkan perjalanan ke Eropa bersama Mohammad dan Zain.

"Kami baru separuh jalan untuk mewujudkan kebahagiaan utuh untuk Mohsen," ucap Galan.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya