Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

AS Abstain soal Pencabutan Embargo Kuba

(OL/HT/I-3)
28/10/2016 04:10
AS Abstain soal Pencabutan Embargo Kuba
(AFP PHOTO / UNITED NATIONS / Amanda VOISARD)

AMERIKA Serikat (AS) menyatakan abstain untuk pertama kalinya dalam 25 tahun dalam voting yang dilakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri embargo terhadap Kuba pada Rabu (26/10) waktu setempat. Majelis Umum PBB menentukan resolusi tahunan tersebut dengan dukungan 191 suara yang mendukung. Dalam forum yang terdiri atas 193 negara itu, hanya AS dan sekutunya, Israel, yang menyatakan abstain. Abstainnya Washington tersebut sesuai dengan permintaan Presiden AS Barack Obama. Obama telah meminta Kongres yang dikuasai kalangan oposisi untuk mencabut embargo selama puluhan tahun itu sebagai bagian dari normalisasi hubungan yang bersejarah.

"AS selalu memilih untuk menentang resolusi tersebut. Hari ini AS akan menyatakan abstain," kata Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, di depan Majelis Umum PBB yang disambut tepuk tangan riuh. "Setelah 55 tahun lebih dalam berupaya menngambil langkah pengisolasian, akhirnya kami memilih untuk mengambil jalur keterlibatan," tambah Power. AS telah memperbaiki hubungan diplomatik dengan Kuba sejak Juli 2015.

Sebulan setelah itu, 'Negeri Paman Sam' membuka kembali kantor duta besarnya di Havana, Kuba. Obama juga melakukan kunjungan bersejarah ke negara kepulauan yang memegang ideologi komunisme pada Maret. Obama juga bertemu empat mata dengan pemimpin Kuba, Raul Castro, adik tokoh Kuba Fidel Castro yang tidak disukai AS. Dalam memperbaiki hubungan perdagangan dan keuangan dengan Kuba, pemerintah AS harus mendapat persetujuan legislasi dari Kongres.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyambut perubahan dari sikap AS itu dengan positif. Namun, ia mengatakan Washington harus mengambil langkah konkret. Apalagi, Kuba mendapat suara dukungan mayoritas. "Blokade itu berlanjut dapat menjadi pelanggaran yang besar, mencolok, dan sistematis untuk hak asasi manusia bagi seluruh pria dan wanita Kuba dan memenuhi syarat sebagai genosida," papar Rodriguez. Kerugian ekonomi yang dialami Kuba akibat embargo AS antara April 2015 dan Maret 2016 diestimasi mencapai US$4,68 miliar. Selama lebih dari enam dekade, kerugian mencapai US$753,668 miliar.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya