Perbatasan Ditutup Migran Tempuh Rute Baru

Haufan Hasyim Salengke
17/9/2015 00:00
Perbatasan Ditutup Migran Tempuh Rute Baru
(AFP)
LANGKAH pemerintah Hongaria menutup perbatasannya dan melakukan pemeriksaan ketat membuat para migran asal Timur Tengah, mulai kemarin, mencari rute baru. Mereka menyeberang dari Serbia ke Kroasia untuk bisa masuk kawasan utama Uni Eropa terutama Jerman. Sekelompok kecil migran, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terpantau memasuki Kroasia,  Rabu (16/9) pagi waktu setempat. Itu merupakan gelombang migran pertama yang berusaha mencapai Uni Eropa dengan cara menghindari pagar kawat yang baru didirikan Hongaria di perbatasan dengan Serbia.

"Kami dengar Hongaria ditutup, jadi polisi mengatakan bahwa kami harus menempuh rute ini," kata Amadou, 35, dari Mauritania di Afrika Barat. Perdana Menteri Hongaria yang konservatif, Viktor Orban, bahkan telah mengumumkan rencana membangun pagar penghalang serupa di perbatasan dengan Rumania. Namun, rencana itu memicu kemarah-an Rumania. Orban menyatakan langkah itu bagian dari strategi membendung arus migran yang memasuki Ho-ngaria melalui Balkan Barat sebelum menuju Jerman dan Swedia. Namun, keberhasilan membelokkan arus pengungsi itu justru menimbulkan kekhawatiran di Serbia yang menilai hal itu bakal membuat negara tersebut lebih dijejali pengungsi.

Hongaria berkeras pagar itu amat berguna, apalagi dibarengi operasi penangkapan migran sesuai dengan undang-undang baru yang menyebut para migran yang melintas perbatasan secara ilegal atau merusak pagar terancam hukuman penjara hingga tiga tahun. Menteri Urusan Pengungsi Serbia, Aleksandar Vulin, mendesak Honga-ria untuk membuka kembali perbatasannya. "Setidaknya (dibuka) untuk perempuan dan anak-anak," tegasnya di perlintasan Horgos. Di sana ada sekitar 100 orang sedang menunggu perbatasan dibuka.

Dikritik
Sikap keras Hongaria itu juga dikritik tajam komunitas internasional. Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) menilai langkah itu berpotensi melanggar Konvensi Pengungsi 1951. Adapun Dewan Eropa menyatakan 'cemas' terkait dengan undang-undang baru yang diberlakukan Ho-ngaria dan akan mendesak Orban untuk memberi penjelasan. Rumania yang merupakan anggota Uni Eropa tapi tidak termasuk zona paspor bebas Schengen ikut mengkritik rencana Hongaria membangun pagar pembatas di perbatasan Hongaria-Rumania. Rumania menyebut rencana itu tidak sejalan dengan semangat Eropa.

Sejak pengetatan pemeriksaan di perbatasan yang diikuti pemberlakuan hukuman berlaku efektif mulai Selasa (15/9), tercatat sekitar 367 migran yang menyeberang secara ilegal ke Hongaria dan semua ditangkap aparat. Tahun ini, ada lebih dari 200 ribu migran telah transit di Hongaria dan sebagian besar berusaha memasuki Jerman. Pada Senin (14/9) saja, polisi mendata 9.380 migran memasuki teritorium Hongaria. Langkah Hongaria memperketat pemeriksaan perbatasan dan memberlakukan UU baru merupakan efek domino setelah Jerman, Austria, dan Slovakia memberlakukan pemeriksaan identitas di perbatasan. Polandia dan Belanda juga mempertimbangkan langkah serupa.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya