JURU bicara kepresidenan, George Charamba, mendadak menghampiri Wakil Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, Selasa (15/9) waktu setempat.
Charamba gusar karena naskah pidato yang sedang dibacakan Presiden Robert Mugabe, 91, di hadapan parlemen salah.
Teks yang dibaca sang presiden itu telah disampaikan bulan lalu.
Charamba meminta Mnangagwa untuk memperingatkan Presiden Mugabe yang melakukan kesalahan.
Karena tidak ada upaya pihak lain menghentikan, pemimpin tertua yang telah memimpin Zimbabwe 28 tahun dan terlama di Afrika itu tetap melanjutkan pidatonya hingga selesai selama 25 menit.
"Kekacauan terjadi di kantor sekretarisnya," ujar Charamba.
"Kesalahan tersebut sangat disesali dan langkah-langkah perbaikan sedang dipertimbangkan," tambahnya.
Sebagian pihak menilai Mugabe memang sengaja tak mau diperingatkan soal kesalahannya tersebut.
Ia diduga tak ingin membuat dirinya menanggung lebih malu.
Selama Mugabe memyampaikan poin-poin dalam pidatonya, para anggota partai oposisi, Movement for Democratic Change (MDC), tak terusik dan berusaha tetap duduk tenang.
Sebaliknya para pendukung partai yang berkuasa, Zanu-PF, bertepuk tangan secara berkala.
"Itu merupakan kesalahan bersejarah. Siapa pun yang mengerti akan keteraturan pasti dengan cepat mengingatnya bahwa (apa yang disampaikan Mugabe) itu salah," sindir juru bicara MDC, Obert Gutu.
Tokoh penggerak MDC, Innocent Gonese, mengklaim tujuh anggota parlemen oposisi menerima pesan teks pendek (SMS) bernada intimidasi pada ponsel mereka.
Mereka diminta untuk tidak mengganggu pidato Mugabe.
"Pesan itu datang dari nomor yang tidak dikenal, tetapi diberi judul 'kematian'," kata Gonese setelah pidato Mugabe.
Gonese mengatakan partai yang dipimpin Morgan Tsvangirai tersebut 'khawatir' dengan ancaman terhadap anggota parlemen tersebut.
Terkait dengan kesalahan itu, MDC pun menyeru kepada Mugabe untuk mengundurkan diri.
Tokoh oposisi mengatakan 'dia sudah terlalu tua' untuk memimpin sebuah negara.
"Kesalahan itu jelas menunjukkan bahwa Robert Mugabe tidak lagi memiliki kemampuan mental yang diperlukan untuk terus di kantor sebagai kepala negara," kata Gutu, juru bicara MDC.
Mugabe juga telah memanggil anggota parlemen untuk sesi khusus sehari setelah kesalahan yang dilakukannya.
Charamba berharap bosnya tersebut menyampaikan pidato yang benar selama pertemuan luar biasa itu.