Pertempuran di Kirkuk Memasuki Hari Kedua

PASUKAN keamanan Irak yang dibantu pasukan Kurdi masih bertempur melawan kelompok militan Islamic State (IS) di Kirkuk, Irak. Pertempuran yang berlangsung sengit itu telah memasuki hari kedua pada Sabtu (22/10). Saat pasukan Irak yang dibantu milisi Syiah dan pasukan Kurdi serta pasukan koalisi pimpinan AS dengan jumlah melebihi 50 ribu personel menggempur kelompok IS di Kota Mosul, kelompok pimpinan Abu Bakr al-Baghdadi itu menyusup memasuki wilayah Kirkuk.

Serangan kelompok IS terhadap Kota Kirkuk yang dikendalikan pasukan Kurdi cukup mengejutkan. IS mengerahkan para penembak jitu dan pelaku bom bunuh diri. Serangan gencar tersebut membuat Baghdad memutuskan untuk mengirim bala bantuan lebih besar. Tim kontraterorisme dan unit intelijen pun dikerahkan untuk memburu puluhan pejuang IS yang menyerbu gedung-gedung umum di Kirkuk mulai Jumat (21/10) pagi.

"Kami mendapati 46 orang tewas dan 133 orang lainnya luka-luka. Sebagian besar dari mereka anggota dinas keamanan yang menjadi korban bentrokan senjata dengan Daesh (IS)," kata seorang brigadir jenderal dari Kementerian Dalam Negeri Irak. Dengan banyaknya korban yang berjatuhan, Direktorat Kesehatan Kirkuk telah meminta bantuan persediaan darah.
Situasi Kirkuk yang semula tenang kini berubah menjadi ajang pertempuran.

Kepala kepolisian Kirkuk mengatakan 48 penyerang dari IS tewas dan beberapa lainnya terluka. Salah satu korban tewas dari pihak IS ialah seorang warga Libia diyakini menjadi salah satu pemimpin penyerangan ke Kota Kirkuk. "Pasukan keamanan telah mengendalikan situasi sekarang ini. Namun, masih ada sekumpulan anggota IS yang bersembunyi di beberapa wilayah selatan dan timur," kata Brigadir Jenderal Khattab Omar Aref, petinggi militer Irak.

Kirkuk yang sebelumnya dikuasai pasukan Kurdi ialah kota penghasil minyak dan berada sekitar 240 kilometer utara Kota Baghdad. Mulai Jumat (21/10), sejumlah anggota IS memasuki Kirkuk dan menduduki sejumlah gedung. Menhan AS Ashton Carter telah mendarat di Irak pada Sabtu (22/10) untuk meninjau serangan pasukan koalisi yang terdiri atas 60 negara yang dipimpin AS untuk membantu militer Irak meme-rangi kelompok IS.