Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
RIBUAN perempuan berunjuk rasa di Kota Caracas, Venezuela, Sabtu (22/10) waktu setempat. Mereka menuntut keputusan Presiden Nicolas Maduro yang membatalkan referendum. "Berani Venezuela, Anda akan dibebaskan!" teriak para perempuan yang kebanyakan mengenakan pakaian putih tersebut. Mereka mendukung referendum yang digagas kalangan oposisi dalam upaya melengserkan Presiden Maduro.
Eskalasi konflik antara pemerintah yang gagal mengatasi krisis ekonomi dan kalangan oposisi kian menguat. Masyarakat di negara produsen minyak di Amerika Selatan itu terpecah antara kelompok pendukung Maduro dan kelompok yang menginginkan Maduro mundur. "Kami tidak bisa menangani ini lagi, tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, tidak ada masa depan bagi cucu-cucu saya dan juga untuk rakyat Venezuela," ujar Maria de Guevara, 65, demonstran.
Pemimpin unjuk rasa kalangan ibu tersebut ialah Lilian Tintori, istri pemimpin oposisi terkemuka, Leopaldo Lopez, yang dipenjara pemerintah. Tintori mengatakan para perempuan tersebut berunjuk rasa di jalanan dan berjuang untuk membatalkan keputusan Maduro yang menolak pelaksanaan referendum. Sebelumnya, pada Kamis (20/10), pihak berwenang Venezuela telah membatalkan rencana oposisi untuk menggulingkan Maduro melalui referendum dengan mempersulit persyaratan untuk melaksanakan referendum.
Larangan ke luar negeri
Tidak hanya itu, pemerintah melarang para pemimpin oposisi meninggalkan Venezuela. Larangan tersebut mendapat kecaman dan protes dari kalangan penentang pemerintah. Henrique Capriles, tokoh terkemuka dengan koalisi oposisi Democratic Unity Roundtable (MUD), mengatakan tindakan pemerintah itu telah melanggar konstitusi Vene-zuela. Ia menuduh pemerintah sayap kiri tersebut tengah mementaskan aksi untuk meredam aksi kudeta.
Dengan alasan itu, koalisi oposisi menyerukan untuk berunjuk rasa secara nasional mulai Rabu (26/10) mendatang. Sementara itu, pada jumpa pers, Sabtu (22/10), juru bicara pemerintah, Diosdado Cabello, mantan Ketua Majelis Nasional, menegaskan unjuk rasa yang dilakukan kalangan oposisi tersebut ialah rencana untuk melakukan kudeta.
Cabello menjelaskan ada rencana tersamar 'tindakan subversif' untuk menggulingkan pemerintahan.
Rencana tersebut ditemukan dalam ponsel miliki anggota dewan oposisi, Jose Vicente Garcia, yang telah ditahan karena dituduh memiliki dua granat dan dua tabung gas air mata. "Hal tersebut bisa memberikan legalitas hukum bagi otoritas untuk menangkap pemimpin oposisi. Dalam keadaan apa pun, kami tidak akan membiarkan diri digulingkan," ujar Cabello.
Namun, Cabello menambahkan pemerintah Venezuela siap berbicara dengan mediator internasional yang tengah berada di Caracas. Namun, rencana referendum untuk menentukan nasib Presiden Maduro tidak lagi menjadi topik negosiasi. Para pemimpin oposisi telah sepakat bertemu dengan tim mediator yang dipimpin mantan Perdana Menteri (PM) Spanyol, Jose Luis Rodriguez Zapatero. (AFP/I-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved