Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEBELIM fajar merekah di ufuk timur, Minggu (13/9) waktu setempat, malapetaka mengharu biru di lepas Pulau Farmakonisi, Yunani. Sebuah perahu kayu yang penuh sesak dijejali ratusan migran terbalik kemudian tenggelam akibat diterjang kondisi cuaca yang berangin kencang.
Tragedi migrasi terbaru itu menyebakan setidaknya 34 orang, termasuk 4 bayi dan 11 anak, tenggelam ke dasar laut.
Bagi otoritas 'Negeri para Dewa', kejadian tersebut merupakan insiden paling mematikan yang pernah mereka lihat sejak krisis pengungsi mencuat.
Delapan korban ditemukan pasukan katak penjaga pantai di palka perahu.
Hingga berita ini diturunkan tadi malam, sebanyak 38 orang ditemukan tewas, sedangkan 68 lainnya dapat diangkat dari laut dalam keadaan masih bernyawa.
"Selain itu, sekitar 30 orang berhasil berenang ke tempat yang aman di pantai di pulau itu," ungkap otoritas penjaga pantai dalam sebuah keterangan. Ia menambahkan, "Kita terus melanjutkan upaya untuk menyelamatkan orang-orang tersebut (penumpang perahu)."
Para pejabat penjaga pantai mengatakan kapal mungkin terbalik akibat digulung angin yang saat itu hembusannya melebihi 50 kilometer per jam.
"Dengan situasi dan perahu yang kecil mengarungi perjalanan berbahaya ini risiko kecelakaan selalu ada," ungkap seorang pejabat kepada Al Jazeera.
Jumlah orang-orang di kapal nahas itu tetap tidak terkonfirmasi kepastiannya, tetapi Athens News Agency mengatakan perahu itu penuh sesak. Sebuah kapal angkatan laut Yunani tampak membawa mayat ke Rhodes, sedangkan korban yang selamat diangkut ke Leros.
Tragedi terbaru itu terjadi hanya selang sehari setelah dua kapal lainnya terbalik di Samos, pulau Yunani di bagian timur Laut Aegean.
Tragedi tersebut menyebabkan setidaknya 5 orang, yaitu 4 anak dan seorang pria 20 tahun, diduga tenggelam.
Perjalanan para pengungsi, yang umumnya dari Timur Tengah karena melarikan diri dari konflik dan peperangan, kerap harus mempertaruhkan nyawa.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyebut lebih dari 430 ribu migran dan pengungsi telah menyeberangi Laut Mediterania ke Eropa sepanjang 2015.
"Dari jumlah itu sebanyak 2.748 kasus kematian atau hilang dalam perjalanan terjadi," ujar IOM dalam keterangannya.
Adapun angka otoritas penjaga pantai Yunani mencatat sekitar 260 ribu migran telah memasuki 'Negeri para Dewa' tahun ini.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved