Headline

Sedikitnya 30% penggilingan gabah di Jawa Tengah menutup operasional.

Pengungsi Terus Banjiri Eropa Barat

MI
08/9/2015 00:00
Pengungsi Terus Banjiri Eropa Barat
(AFP)
GELOMBANG pengungsi terus membanjiri Eropa Barat. Sebanyak 51% dari total pengungsi, sebanyak 366.402, berasal dari Suriah. Mereka meninggalkan negara asal akibat perang saudara yang hingga saat ini telah memakan korban sekitar 240 ribu jiwa. Pengungsi lainnya di antaranya dari Afghanistan, Nigeria, dan Irak.

Kemarin, setidaknya 10 ribu pengungsi memasuki Jerman setelah sehari sebelumnya (6/9) kedatangan 20 ribu pengungsi lewat Austria. Mayoritas pengungsi menggunakan kereta api dan bus menuju Muenchen dan Frankfurt.

Kegembiraan terpancar dari pengungsi setibanya di Stasiun Muenchen. Anak-anak dan pendatang berkumpul dan bersorak sambil menggenggam balon. "Mereka memperlakukan kami dengan baik, mereka memperlakukan kami seperti manusia sesungguhnya, tidak seperti di Suriah," kata Mohammad, 32, dari Kota Qusayr, Suriah Barat.

Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan negaranya berkomitmen membantu pengungsi. "Yang kita alami sekarang merupakan sesuatu yang akan kami terus lakukan dan mengubah negara kami dalam beberapa tahun mendatang," ujar Kanselir Jerman Angela Merkel.

Seperti mengikuti langkah Jerman, Prancis juga berkomitmen akan menerima pengungsi. "Untuk Prancis akan menampung 24 ribu orang. Kami akan melakukannya," kata Presiden Prancis Francois Hollande.

Inggris juga akan menerima sebanyak 15 ribu pengungsi, tetapi akan melakukan aksi militer untuk melawan perdagangan manusia. Spanyol juga siap menerima para pengungsi. Namun, Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Garcia-Margallo tidak menyebut berapa jumlah pengungsi yang diizinkan tinggal di negaranya.

Presiden Komisi Eropa Jean Claude-Juncker mengaku pihaknya siap menerbitkan proposal kuota wajib bagi negara-negara Uni Eropa bagi para pengungsi.

Banyaknya pengungsi yang memilih Eropa menjadi ironi ketika negara-negara Teluk yang makmur tertutup bagi pengungsi dari Suriah. Padahal, agama mereka sama dan budayanya lebih dekat ketimbang dengan Eropa.

Negara-negara Teluk enggan membuka pintu bagi pengungsi karena takut kelompok Islamic State (IS) yang beroperasi di Suriah dan Irak. Mereka khawatir keberadaan pengungsi mengganggu stabilitas negara. (AFP/Aya/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya