Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Harapan Damai lewat Grafiti

MI
06/10/2016 06:29
Harapan Damai lewat Grafiti
(AFP/LUIS ROBAYO)

BERBEKAL cat semprot, ta­ngan-tangan para seniman jalanan di Kolombia menelurkan grafiti elok. Umumnya, karya-karya mereka bertemakan perdamaian yang diilhami kesepakatan damai antara pemerintah dan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC).

Selama setengah abad konflik membekap negara Amerika Latin itu, sudah 260 ribu orang tewas, sedangkan 45 ribu lainnya hilang. Tak ayal, perdamai­an dan peperangan telah menjadi tema sentral dalam seni grafiti Kolombia.

Proses perdamaian memang mengalami ‘kemunduran’ karena secara mengejutkan mayoritas pemilih (50,2%) pada re­ferendum Minggu (2/10), menolak berdamai dengan FARC. Hanya 48,2% suara yang menyokong kesepakatan bersejarah itu.

Namun, hal itu tidak memadamkan bara semangat kreatif orang-orang seperti DjLu, seorang senim­an grafiti terkenal di Bogota. Karyanya menghiasi pusat Bogota dengan pesan hitam-putih perdamaian. “Saya lebih suka perdamai­an yang sinting ketimbang perang yang sempurna,” ujar sang seniman.

DjLu memilih untuk tidak menggunakan nama aslinya. Merangkap sebagai dosen seni di Universitas Katolik Kolombia ketika sedang tidak beraksi di ruang publik, ia menyebut dirinya sebagai ‘hamba perdamaian’.

“Saya ingin mengirim pesan yang akan membuka pikiran orang,” katanya tentang misinya di dunia grafiti. “Saya hanyalah manusia, dan sebagai manusia, saya pikir konflik tidak masuk akal,” tegasnya.

Harapan membuka lembaran baru perdamaian setelah berada di tengah kekerasan selama lebih dari setengah abad semakin memicu kreativitas seniman jalanan di Bogota dengan menggunakan grafiti sebagai medium artistik.

Wali kota periode 2012-2015, mantan pejuang geril­ya Gustavo Petro, juga aktif mempromosikan grafiti sebagai bentuk seni publik. Sikap Petro itu ikut membantu melawan stigma grafiti sebagai vandalisme. Mural raksasa bertebaran di tempat-tempat ikonik kota. Para penggemar grafiti bahkan dapat mengikuti tur grafiti perdamaian. (AFP/Hym/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya