Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Indonesia, Negara Paling Tangguh Hadapi Bencana

Cahya Mulyana
17/9/2024 10:55
Indonesia, Negara Paling Tangguh Hadapi Bencana
Survei ini juga menanyakan tentang kepedulian dari tetangga.(Anadolu)

MENURUT World Risk Poll Resilience Index, Indonesia termasuk di antara negara-negara dengan tingkat resiliensi atau ketangguhan yang tinggi dalam menghadapi bencana. Indonesia mendapat skor tinggi dalam persepsi kepedulian dari hubungan antartetangga juga pemerintah. 

Biasanya ketangguhan masayrakat diukur dari infrastruktur pencegahan bencana, World Risk Poll Resilience Index mengukur aspek-aspek sosial. Indeks ini memetakan kesiapan diri dan rumah tangga, serta persepsi akan kepedulian antartetangga dan pemerintah.

Manager Kampanye Lloyd's Register Foundation, Ed Morrow, mengatakan 33% responden Indonesia percaya pemerintah peduli kepada mereka, dan akan membantu jika terjadi bencana. “Angka ini mungkin tidak terdengar banyak, tapi hanya ada enam negara di dunia yang memiliki angka yang lebih tinggi,” ujarnya, dilansir VoA, Selasa (17/9).

Baca juga : Pengetahuan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Alam Perlu Ditingkatkan

Survei ini juga menanyakan tentang kepedulian dari antartetangga. “Karena ini berfungsi sebagai indikasi seberapa besar kemungkinan orang bertindak dan saling mendukung satu sama lain jika terjadi bencana. Dan pada metrik tersebut, lebih dari 50% masyarakat Indonesia menyatakan setuju,” ungkapnya.

Selain Indonesia, negara-negara antartetangga seperti Filipina, Vietnam, dan Kamboja juga memiliki skor tinggi. Meski begitu, tambah Ed, Indonesia ketinggalan dalam hal sistem peringatan dini bencana.

Hanya 50% responden yang pernah mengalami bencana, mengatakan menerima peringatan dini. “Angka itu agak rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, di mana angka tersebut berada di kisaran 70-75%,” jelasnya.

Baca juga : Topan Bebinca Tewaskan Enam Korban di Filipina

“Jadi, jika lebih banyak upaya yang dapat dilakukan untuk berinvestasi guna meningkatkan jangkauan sistem peringatan tersebut, hal itu akan sangat membantu,” tambahnya lagi.

Pemahaman resiliensi ini dianggap penting, mengingat Indonesia masuk kawasan rentan bencana. Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 1.044 kejadian bencana dari Januari hingga Juli 2024. Banjir dan cuaca ekstrim jadi kejadian terbanyak.

Namun adaptasi perubahan iklim menemui sejumlah kendala di Indonesia. Pakar ekonomi lingkungan Universitas Indonesia Alin Halimatussadian menilai belum ada kesepahaman antara kalangan peneliti dan pembuat kebijakan.

Selain itu ada perbedaan tingkat pemahaman di kalangan pemerintah. “Dalam kepalanya adaptasi berbeda-beda. Setiap lokasi juga tantangannya beda-beda. Ketika dibungkus dalam konteks nasional sebenarnya apa nih yang jadi prioritas,” ujarnya saat jadi pembicara dalam sebuah konferensi iklim di University of Maryland. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya