Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PERAIH Hadiah Nobel Perdamaian 2015 Wided Bouchamaoui menegaskan Islam tidak identik dengan terorisme.
Kaum muslim yang menjalankan ibadah dengan benar, khusyuk, dan terhormat justru merasa terpukul dengan istilah teroris Islam yang kerap digunakan saat ini.
“Saya pikir kita harus menyebut A sebagai A, dan bukan B,” kata Bouchamaoui yang turut mendirikan Kuartet Dailog Nasional Tunisia pada Forum Tingkat Tinggi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam acara Budaya Perdamaian, kemarin.
“Seorang teroris ialah pembunuh, penjahat, dan saya bahkan tegas mengatakan mereka ialah orang yang memanipulasi Islam,” tegas Bouchamaoui yang berperan dalam mengatasi konflik yang negaranya, Tunisia.
Sebagai tokoh yang memberi kontribusi membangun demokrasi yang pluralistis di Tunisia pasca-Revolusi Jasmine pada 2011, ia menegaskan bahwa negaranya memiliki perbedaan dengan beberapa negara Arab lainnya.
Pasalnya ia menilai bahwa warga Tunisia mampu menghindari konflik dan lebih mengedepankan dialog antarkelompok yang berbeda pendapat.
Tidak hanya itu, ia menjelaskan masyarakat Tunisia juga mampu menegakkan pilar demokrasi dan mengambil sejumlah langkah tegas untuk mengatasi aksi terorisme dan gerakan radikalisme.
Kini muncul aksi terorisme di Tunisia dan di sejumlah negara lainnya. Dalam menghadapi persoalan tersebut, Bouchamaoui menyarankan komunitas internasional untuk mencari solusi terbaik mengatasi masalah terorisme yang sangat kompleks dalam rangka membendung angka kejahatan.
“Terorisme mencoba menyerang opini publik, mencoba mengintimidasi dengan menebar ketakutan dan teror. Tujuan para teroris tercapai di beberapa tempat,” ungkap Bouchamaoui.
Terorisme, menurut Bouchamaoui, menyerang korban warga sipil dan menyerang opini publik sebagai bentuk intimidasi untuk menanamkan iklim ketakutan dan teror.
“Hal ini harus dianggap sebagai prioritas agenda PBB pada kultur damai dan nonkekerasan,” paparnya.
Ia menambahkan,”Saya ingin mendorong setiap kita untuk tidak mengacaukan istilah terorisme ini dengan mengaitkannya dengan ajaran Islam.”
Hingga kini, ancaman terhadap perdamaian dan keamanan yang terkait dengan terorisme merupakan salah satu tantangan yang dihadapi Tunisia. Situasi di Tunisia kian rawan disebabkan konflik politik dan berdarah di negara tetangga mereka, Libia.
“Kami pun membayar harga yang sangat mahal atas ketidakstabilan yang terjadi di Libia. Ini memengaruhi negara kami setiap hari,” ucap Bouchamaoui. Tahun 2015 merupakan masa transisi Tunisia menuju era demokrasi. (AP/Ths/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved