Amerika Serikat (AS) menjadi lokasi manufaktur komputer terbaik karena didukung teknisi handal dan pemasok berkualitas, namun sekaligus tempat termahal di dunia. Maka, ketika perusahaan teknologi yang memproduksi perangkat keras dan lunak berekspansi, maka pilihan terbaik adalah membuka pabrik serupa di berbagai negara lain untuk mendekatkan dengan pasar sekaligus mengoptimalkan efisiensi. Situasi itu pula yang dilakukan Supermicro, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di San Jose, California AS yang memiliki lokasi manufaktur di Silicon Valley, dan kini juga membuka pabrik di Belanda, Science and Technology Park di Taiwan serta Malaysia.
Perusahaan yang kini telah memasuki tiga dekade ini berfokus pada teknologi, manajemen, dan sistem penyimpanan. Terkini, perusahaan ini menyediakan jasa pusat data enterprise, komputasi awan, kecerdasan buatan, 5G, dan edge computing.
“Kami mencari cara untuk mendapatkan biaya produksi yang lebih murah yang juga dapat melayani pelanggan di Asia. Fasilitas kami di Amerika Serikat masih memiliki kapasitas 40%, sementara di Taiwan masih memiliki kapasitas 50% untuk tumbuh selama satu hingga dua tahun ke depan,” jelas pendiri dan Kepala Eksekutif Supermicro Charles Liang.
Liang menjelaskan lokasi usahanya di Malaysia akan bisa mengakomodasi pertumbuhan yang lebih kuat dalam waktu dekat dan jangka menengah. Bangunan dan fasilitas yang tengah dibangun di negeri jiran itu diyakini akan mulai memberikan kontribusi margin keuntungan yang lebih baik dengan biaya lebih rendah. ”Lokasi ini akan siap hanya dalam empat hingga lima kuartal,” ungkap Liang.
Eksis dalam pasar server sejak 30 tahun lalu, Super Micro Computer, Inc tumbuh dari awalnya membuat motherboard dan komponen lain server untuk dijual ke perusahaan lain yang kemudian memasarkannya. Kini, perusahaan ini membuat sistem lengkap yang dapat dibeli langsung pelanggan.
Pada masa pandemi, perusahaan ini melesat hingga pada kuartal kedua 2023 yang berakhir pada Desember 2022, Supermicro membukukan penjualan $1,8 miliar dolar AS atau naik 53,8%, laba bersih naik 4,2 kali lipat menjadi 176 juta dolar AS serta memiliki uang tunai mencapai 305 juta dolar AS.
Supermicro kini menjadi produsen peralatan asli (Original Equipment Manufacturer - OEM) dan produsen desain asli (Original Design Manufacturer - ODM). OEM membuat server yang menjualnya ke perusahaan, pemerintah, dan organisasi lain. Di Indonesia, penggunanya di antaranya KPU Jakarta, Pindad dan Permodalan Nasional Madani. Sementara ODM bekerja sama dengan hyperscaler dan pembuat cloud untuk merancang bersama mesin dan kemudian membuatnya untuk keperluan klien.
Pada 2022, penjualan Supermicro naik sebesar 59,4% menjadi 6,65 miliar dolar AS, atau mencapai dua pertiga dari target USD$10 miliar pada akhir 2024. Pertumbuhan yang dibutuhkan untuk mencapai target itu minimal 20%. Peningkatan besar pendapatan berasal dari pelanggan hyperscaler di Amerika Utara yang membeli sistem. (X-16)