Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, menyampaikan negaranya menghadapi tekanan yang sangat berat dari Tiongkok. Saking beratnya, ia mengaku sulit menjelaskannya secara rinci.
"Dalam menghadapi pelecehan dan provokasi Tiongkok di luar perairan teritorial Taiwan, bahkan lebih penting untuk mengawasi dinamika kapal musuh setiap saat. Tekanannya sangat besar sehingga tak tergambarkan," kata Tsai saat mengunjungi pangkalan Angkatan Laut Taiwan di Suao, pantai timur laut Taiwan, Kamis (18/8).
Tsai menilai militer Taiwan, khususnya Angkatan Laut, telah menunjukkan keberanian yang tak tergoyahkan dalam menghadapi tekanan Tiongkok dan tetap merespons dengan tenang.
"Walaupun terkadang menghadapi angin dan ombak yang tidak terduga, selama kawan-kawan di kapal bersatu, mereka dapat mengatasi semua tantangan di depan mereka. Ini adalah semangat rakyat Taiwan, tetapi juga semangat perwira Angkatan Laut dan pelaut," ucapnya.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) memprediksi, tekanan Tiongkok terhadap Taiwan akan terus berlanjut. Washington menilai tindakan Beijing di sekitar Selat Taiwan sangat tidak stabil.
Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Kritenbrink, mengatakan Tiongkok telah memanfaatkan kunjungan Ketua House of Representatives AS Nancy Pelosi ke Taiwan untuk mengubah status quo di kawasan tersebut. Terkait hal itu, dia menyinggung latihan militer besar-besaran yang digelar Tiongkok di sekitar Selat Taiwan setelah lawatan Pelosi.
"Tiongkok telah menggunakan kunjungan Ketua House of Representatives AS, kunjungan yang konsisten dengan kebijakan satu Tiongkok kami dan belum pernah terjadi sebelumnya, sebagai dalih untuk meluncurkan kampanye tekanan intensif terhadap Taiwan dan mencoba mengubah status quo, membahayakan perdamaian dan stabilitas di selat serta di kawasan yang lebih luas," katanya.
Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan pada 2-3 Agustus lalu telah memicu kemarahan Tiongkok. Beijing diketahui mengeklaim Taipei sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam kunjungannya, Pelosi menegaskan dukungan AS untuk Taiwan.
Menanggapi kunjungan Pelosi, Tiongkok menggelar latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan pada 4-7 Agustus. Dalam latihan itu, Tiongkok mengerahkan seluruh armadanya, yakni udara, darat, dan laut. Beijing bahkan menguji peluncuran rudal balistik. Latihan tersebut tak pelak memanaskan tensi di Selat Taiwan.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, Tiongkok telah secara brutal menggunakan tindakan militer untuk mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.
"Kami tidak akan pernah tunduk pada tekanan. Kami menjunjung tinggi kebebasan dan demokrasi, serta percaya bahwa warga Taiwan tidak menyetujui tindakan intimidasi Tiongkok dengan kekerasan dan gemerincing pedang di depan pintu kami," ucapnya.
AS tak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Namun, negara itu mendukung Taipei dalam menghadapi ancaman Tiongkok. Presiden AS Joe Biden bahkan sempat menyatakan bahwa negaranya siap mengerahkan kekuatan jika Tiongkok menyerang Taiwan. Isu Taiwan menjadi salah satu faktor yang meruncingkan hubungan antara Beijing dan Washington. (Reuteurs/OL-12)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved