Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Dua Pejabat Bank di Eropa Mundur

Haufan Hasyim Salengke
08/4/2016 00:00
Dua Pejabat Bank di Eropa Mundur
(AFP/RODRIGO ARANGUA)

BELUM genap sepekan International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) merilis 'the Panama Papers', sejumlah orang penting telah menjadi korban.

Setelah Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson yang mengundurkan diri, kemarin giliran kepala bank Austria Hypothekenbank (Hypo Vorarlberg) Michael Grahammer melepas jabatan.

Begitu juga dengan salah seorang petinggi ABN Amro di Belanda, Bert Meerstadt.

Dua surat kabar Belanda, De Financieele Dagblad dan Trouw mengatakan nama Meerstadt tertera dalam 'Panama Papers'.

Namun, meski mundur, dia merasa tidak bersalah atau melanggar apa pun.

"Bert Meerstadt memutuskan mundur dari anggota dewan pengawas ABN Amro," kata pernyataan bank ketiga terbesar di Belanda itu, kemarin.

Meerstadt, 54, terbukti memiliki perusahaan offshore di British Virgin Islands bernama Morclan Corporation yang terdaftar sejak 2001.

Dalam beberapa kali kesempatan, Meerstadt mengakui alasan pengunduran dirinya lantaran namanya tercantum dalam dokumen Panama Papers.

"Saya tidak ingin bank ini terkena dampak negatif lantaran saya," ujarnya.

Selain menjabat sebagai anggota dewan penasihat ABN Amro, Meerstadt pernah menjabat Direktur Eksekutif Kereta Api Belanda.

Untuk diketahui, 'the Pana-ma Papers' adalah dokumen berisi individu, umumnya para pesohor dunia, mulai pemimpin negara, selebritas, hingga atlet, yang namanya tertera dalam dokumen firma hukum Mossack Fonsecka.

Dokumen itu dibocorkan oleh seseorang ke koran Jerman Suddeutchsche Zeitung.

Koran itu lantas membagikannya kepada grup media di seluruh dunia melalui ICIJ.

Dokumen tersebut kini menghebohkan dunia.

Para pesohor atau anggota keluarga mereka terbukti memiliki perusahaan offshore (perusahaan yang didirikan di luar negeri) di negara-negara atau teritorium surga pajak (tax havens), seperti Panama, Swiss, dan British Virgin Islands (BVI).

Tujuannya, selain untuk menghindari pajak di negara asal, sering kali untuk pencucian uang.

Mereka mendaftarkan usaha di Mossack Fonsecka.

Dalam kasus Grahammer, bank yang dikelolanya itu ternyata memiliki hubungan dengan sejumlah perusahaan offshore yang tertera dalam 'Panama Papers'.

Uang milik perusahaan-perusahaan itu disimpan di Liechtenstein, dekat perbatasan Swiss.

Pada 2012, Hypo Vorarlberg, yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Pemerintah Provinsi Vorarlberg, sebenarnya sudah masuk radar pengawasan otoritas keuangan Austria karena berhubungan dengan Gennady Timchenko, miliarder Rusia yang masuk daftar sanksi Amerika Serikat.

Dia menyimpan uangnya di sebuah perusahaan offshore di British Virgin Islands.

Para penyelidik menduga Hypo Vorarlberg terlibat pencucian uang, tapi jaksa Austria menangguhkan penyelidikan pada 2013 karena kurang bukti.


Tidak bersalah

Kini, setelah dirilisnya Panama Papers, otoritas keuangan Austria berniat kembali menyelidiki Hypo Vorarlberg.

Namun, belum lagi penyelidikan dimulai, Grahammer mengundurkan diri.

Kendati demikian, dia berkukuh tak bersalah dan melanggar apa pun.

Pria 51 tahun itu menyebut dia dan bank yang dipimpinnya adalah korban pemberitaan media yang tidak proporsional dalam beberapa hari terakhir.

"Saya tetap 100% yakin bank (yang saya pimpin) tidak pernah melanggar hukum atau pelanggaran apa pun," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Dia menyatakan akan tetap menduduki posisinya hingga penggantinya ditetapkan.

Selain Hypo Vorarlberg, otoritas pasar keuangan Austria (FMA) mulai menyelidiki reke-ning-rekening milik Raiffeisen Bank International (RBI), yang juga tertera dalam 'Panama Papers'.
(AFP/AP/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya