Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Reaktor Yongbyon kembali Menggeliat

Yanurisa Ananta
06/4/2016 03:40
Reaktor Yongbyon kembali Menggeliat
(AFP/YONHAP)

KOMPLEKS reaktor utama nuklir Korea Utara, Yongbyon, kembali menunjukkan aktivitas mencurigakan. Analisis terhadap citra satelit yang menangkap aktivitas itu memperkirakan aktivitas itu terkait dengan pengolahan ulang plutonium untuk bom nuklir.

Analisis yang dilakukan US-Korea Institute, sebuah lembaga think-tank Amerika Serikat dan Korea Selatan, itu difokuskan pada asap yang mengepul dari pabrik uap yang digunakan untuk memanaskan fasilitas laboratorium radiokimia di kompleks Yongbyong.
Fasilitas itu diketahui digunakan untuk mengolah plutonium yang dihasilkan reaktor lima megawatt di Yongbyon untuk menjadi bahan dengan kadar yang dapat dijadikan senjata.

“Apakah asap buangan itu berarti pengolahan ulang plutonium tengah berlangsung atau akan dilakukan dalam waktu dekat ini, masih belum bisa dipastikan,” kata para analis di lembaga yang berpusat di Johns Hopkins University, AS, itu, Selasa (5/4).

Namun, mereka mengingatkan pernyataan Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper baru-baru ini bahwa Korut selalu siap untuk mengekstraksi plutonium tingkat senjata batang yang dihasilkan reaktor tersebut dalam hitungan minggu.

Korut menghentikan operasi reaktor Yongbyon pada 2007 di bawah kesepakatan bantuan pangan untuk pelucutan senjata. Namun, mereka mulai memperbaiki kembali fasilitas itu setelah melakukan uji coba nuklir ketiga pada 2013.

Analisis citra satelit oleh lembaga think-tank AS lainnya pada Januari lalu menunjukkan reaktor Yongbyon belum sepenuhnya beroperasi. Saat dalam kapasitas penuh, reaktor itu mampu memproduksi sekitar 6 kilogram plutonium dalam setahun yang cukup untuk satu bom nuklir.

Korut telah melakukan enam uji coba nuklir yang terpadu pada Januari lalu. Mereka mengklaim telah berhasil melakukan uji coba bom hidrogen meski klaim itu diragukan banyak pihak.


Video serangan

Selain memulai kembali aktivitasnya di reaktor tersebut, negara yang dipimpin Kim Jong-un itu pada Senin (4/4) juga merilis video provokasi. Korut merilis video propaganda berdurasi 88 detik berjudul If the Ultimatum Goes Unanswered (Jika Ultimatum tidak terjawab) dalam situs resmi mereka, DPRK Today.

Video itu menampilkan beberapa roket yang diluncurkan dari sejumlah peluncur bergerak menghujam Gedung Biru (Blue House), gedung kepresiden Korea Selatan (Korsel), dan meluluhlantakkannya. Roket-roket itu juga menghancurkan gedung-gedung yang ada di Seoul.

Video itu dirilis setelah Korut meng­ultimatum Presiden Korsel Park Geun-hye supaya meminta maaf dan menghukum semua pihak yang terlibat dalam latihan gabungan militer AS-Korsel.

Jika ultimatum itu tidak digubris, Korut akan melakukan tindakan seperti yang ditampilkan di video sehingga ‘semuanya akan menjadi debu’, demikian peringatan yang dikeluarkan Korut sebagai penutup video tersebut.

Ketegangan di Semenanjung Korea merebak sejak Korut melakukan uji nuklir yang keempat pada 6 Januari 2016. Selanjutnya, dalam sebulan terakhir, negeri komunis itu tidak habis-habisnya mengancam akan menyerang Seoul dan Washington, terutama sebagai respons atas latihan militer yang dilakukan Korsel-AS pada awal Maret lalu.

Latihan militer gabungan tersebut jauh lebih besar daripada biasanya. Bahkan termasuk operasi khusus untuk ‘memenggal’ kepemimpinan Korut jika terjadi konflik besar-besaran. Pyongyang menganggap latihan militer Korsel dan AS merupakan ancaman bagi pemimpin Korut Kim Jong-un.

Sementara itu, terkait sanksi PBB yang diumumkan kermarin sebagai respons atas aksi uji nuklir dan misil Korut, mitra utama Korut, Tiongkok, mulai membatasi kerja sama di bidang impor batu bara dan penjualan bahan bakar jet. Perdagangan hanya dilakukan untuk barang-barang kebutuhan hidup. (AFP/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya