Kasus Covid-19 Meroket, Inggris Kembali Berlakukan Lockdown

INGGRIS memberlakukan lockdown nasional terberat sejak Maret 2020. Perdana Menteri Boris Johnson memperingatkan masyarakat bahwa beberapa minggu ke depan akan menjadi periode yang paling sulit.

Lockdown berlangsung selama tujuh minggu dan akan dilakukan peninjauan kebijakan para pertengahan periode. Tidak ada relaksasi apapun sebelum 22 Februari 2021.

Para siswa akan beralih ke pembelajaran jarak jauh hingga pertengahan Februari. Sementara ujian GCSE dan A-level juga tidak mungkin berjalan sesuai rencana.

Baca juga: Tiga Pekan New South Wales tidak Ada Kasus Baru Covid-19

"Saya benar-benar memahami ketidaknyamanan dan kesulitan atas perubahan yang terlambat ini akan berdampak bagi jutaan orangtua dan murid di seluruh negeri,” kata Johnson.

Dalam pidatonya, Senin (4/1) pukul 20.00 waktu setempat, Johnson mengatakan dia berharap 12,2 juta warga yang paling rentan di masyarakat, yakni penghuni dan staf panti jompo, tenaga kesehatan, perawatan sosial garis depan, lansia di atas 70 tahun, dan warga yang memiliki penyakit komorbid akan mendapatkan vaksinasi pertama mereka pada pertengahan Februari.

"Dengan setiap dosis vaksin yang masuk ke tangan kami, kami meningkatkan peluang melawan covid-19 dan mendukung warga Inggris," katanya.

Kebijakan keras ini dilakukan akibat meningkatnya jumlah penerimaan pasien di rumah sakit Inggris dan peringatan jumlah kematian pada akhir bulan.

Johnson menyampaikan, pada 4 Januari 2021, terdapat 26.626 pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit, meningkat 30% dari minggu sebelumnya.

Puncak penerimaan pasien pada gelombang pertama pandemi yang terjadi pada 12 April 2020 mencapai 18.374 orang namun saat ini jumlahnya 40% di atas jumlah tersebut.

Pada 29 Desember, di seluruh Inggris terdapat 80.664 kasus positif, tiga kali lebih tinggi daripada awal Desember.

Menurut analisis Guardian, ada 91.453 kematian akibat covid-19 di Inggri dalam 28 hari setelah tes positif. Dengan kondisi ini, para ahli memperingatkan bahwa Inggris berpotensi mencapai 100 ribu kematian sebelum akhir bulan.

Pada Senin (4/1), kepala petugas medis Inggris merekomendasikan agar peringatan covid-19 dinaikkan ke level tertinggi, dari 4 menjadi 5, yang menunjukkan bahwa ada risiko material karena layanan kesehatan kewalahan menangani pasien dan memerlukan jarak sosial yang sangat ketat.

"Kami tidak yakin NHS dapat menangani peningkatan kasus yang berkelanjutan. Dan tanpa tindakan lebih lanjut, ada risiko material dari NHS di beberapa area yang kewalahan selama 21 hari ke depan," kata kepala petugas medis dari empat negara, sambil mendesak warga yang masih membutuhkan perawatan darurat untuk penyakit lain agar mencari pengobatan.

Para pemimpin Inggris lainnya juga mengumumkan kebijakan pembatasan baru. Semua sekolah di Wales akan ditutup hingga 18 Januari, sementara daratan Skotlandia memberlakukan lockdown penuh selama Januari.

“Tidak berlebihan untuk mengatakan saya lebih prihatin tentang situasi yang kita hadapi sekarang daripada yang pernah saya alami sejak Maret tahun lalu,” kata Menteri Pertama Nicola Sturgeon.

Irlandia Utara juga tampak bersiap memberlakukan pembatasan baru. Menteri Pertama Irlandia Utara Arlene Foster menyatakan wilayah tersebut menghadapi situasi yang sangat mengerikan.

Di bawah kebijakan lockdown baru, masyarakat di Inggris akan diperintahkan tinggal di rumah dan disarankan untuk pergi hanya sekali sehari untuk berolahraga.

Anggota parlemen dijadwalkan menyetujui langkah-langkah baru yang sulit ini menjadi undang-undang mulai Rabu (6/1), meskipun bisnis diminta tutup mulai Senin (4/1) malam.

Di seluruh negeri, warga hanya boleh meninggalkan rumah untuk bekerja, jika tidak memungkinkan bekerja dari rumah dan untuk membeli makanan serta obat-obatan penting.

Alasan lain untuk meninggalkan rumah akan terbatas pada mencari perawatan medis, menghindari ancaman bahaya, dan menyediakan perawatan penting.

Semua sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi akan ditutup.

“Kami menyadari bahwa ini berarti tidak mungkin atau tidak adil jika ujian terus berjalan seperti biasa pada musim panas ini,” kata Johnson.

“Sekretaris pendidikan akan bekerja dengan Ofqual (regulator) untuk membuat pengaturan alternatif,” imbuhnya.

Taman kanak-kanak, pendidikan alternatif, dan sekolah khusus akan tetap terbuka dan aturan yang ada untuk gelembung dukungan pengasuhan anak akan terus berlanjut, tetapi siswa tidak akan dapat kembali ke universitas dan diharapkan untuk belajar online dari tempat tinggal mereka saat ini hingga pertengahan Februari. Pengajaran secara langsung dapat berlangsung untuk sejumlah kursus kritis, seperti kedokteran.

Pengajaran tatap muka dapat berlangsung untuk sejumlah kursus kritis, seperti kedokteran.

Semua ritel dan perhotelan yang tidak penting harus tutup atau tetap tutup. Restoran dan tempat lain dapat terus menyediakan pengiriman atau takeaway, tetapi alkohol tidak lagi diizinkan untuk mencegah warga berkumpul di sekitar pub dan bar.

Tempat ibadah dapat tetap terbuka dan menawarkan ibadah komunal, tergantung pada penerapan jarak sosial, seperti halnya taman bermain.

Tetapi, tempat olahraga luar ruangan, lapangan tenis, dan lapangan golf harus ditutup. Olahraga tim luar ruangan tidak diizinkan, tetapi olahraga profesional, termasuk Liga Primer Inggris, dapat terus berlanjut.

Warga yang secara klinis sangat rentan disarankan melindungi diri mereka sendiri semaksimal mungkin dan tidak boleh bekerja, bahkan jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah.

Lockdown akan diberlakukan dalam undang-undang sesegera mungkin, dengan peraturan akan ditetapkan pada Selasa (5/1) dan dipilih melalui parlemen keesokan harinya, meskipun anggota parlemen telah diperingatkan untuk tidak menghadiri parlemen dan diberitahu untuk berpartisipasi dari jarak jauh.

Namun, Johnson mengatakan aturan baru harus diikuti mulai Senin malam, dan bisnis serta publik tidak boleh menunggu regulasi disahkan. (The Guardian/OL-1)