Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
KEBIJAKAN Presiden AS terpilih Joe Biden terhadap Asia Tenggara tidak akan mengalami perubahan yang substansial.
Pasalnya, Biden akan melanjutkan kebijakan yang sudah dilakukan oleh Barack Obama dan Donald Trump di kawasan Indo-Pasifik.
Hal itu disampaikan Peneliti Puslit Politik LIPI Dewi Fortuna Anwar dalam webinar yang bertajuk Peta Kebijakan Amerika Serikat di Asia Tenggara Pasca-Terpilihnya Biden.
"Kebijakan Biden terhadap Asia Tenggara ini ada continuity-nya, jadi tidak akan terjadi perubahan yang mendasar, dia akan melanjutkan kebijakan yang sudah dilakukan oleh Obama dan Trump," katanya, Kamis (12/11).
Kendati demikian, sambungnya, akan tetap ada perubahan kebijakan di bawah kepemimpinan mantan wakil presiden AS itu.
Menurutnya Biden memiliki dua kubu. Kubu yang satu terbilang lebih kooperatif, merupakan orang-orang era Obama yang mengutamakan kerja sama.
Sementara, kubu yang lainnya cenderung lebih garis keras. "Kemungkinan akan ada kebijakan campuran, kadang-kadang keras, kadang-kadang lebih lembut," katanya.
Perspektif AS dalam hal kebijakannya di Asia Tenggara, jelasnya, adalah terkait rivalitasnya dengan Tiongkok yang mulai muncul menjadi adidaya. Rivalitas AS-Tiongkok yang meningkat tersebut menyebabkan nilai strategis Asia Tenggara juga meningkat.
"Terlepas siapapun Presiden AS walaupun gayanya berbeda, tapi esensi dari kebijakan AS di Asia Tenggara adalah untuk mencari dukungan dalam menghadapi RRT," katanya.
Biden juga akan mencegah jangan sampai Tiongkok mengambil alih kepemimpinan di kawasan Indo-Pasifik. "AS ingin menarik Asia Tenggara ke sisinya atau setidaknya jangan sampai menjadi pro RRT," tambahnya.
Meski AS melihat kepentingannya di Asia Tenggara dalam kaitannya dengan Tiongkok, menurut Dewi, itu memberikan peluang sekaligus tantangan bagi Asia Tenggara. "Asia Tenggara dapat mengkapitalisasi perhatian AS yang meningkat, tapi ada risiko Asia Tenggara bisa ditekan dan terseret konflik," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Puslit Politik LIPI Siswanto mengatakan bahwa Biden akan memperbaiki kebijakannya terkait perang dagang dengan Tiongkok. Meski akan ada kompromi, menurutnya, itu tidak akan merugikan kepentingan AS.
"Akan ada kompromi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan," tambahnya.
Terkait eksistensi Indo-Pasifik, dikatakannya, kebijakan di era Biden cenderung akan berbeda dengan kebijakan Trump. "Biden cenderung mengarah pada kerja sama ketimbang konfrontatif. Ini akan menguntungkan pemikiran yang dikembangkan Indonesia," tandasnya. (OL-8)
MANTAN Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, didiagnosis mengidap kanker prostat agresif.
Mantan Presiden AS Joe Biden menyatakan terima kasih akan dukungan dari seluruh dunia akan diagnosis kanker prostat agresif yang dideritanya.
Mantan Presiden AS Joe Biden baru saja didiagnosis kanker prostat agresif. Kenali lebih lanjut tentang penyakit ini.
Donald Trump mendoakan mantan presiden AS Joe Biden segara pulih dari kanker prostat agresif.
Kantor pribadi mantan Presiden Amerika Serikat mengungkapkan Joe Biden didiagnosa kanker prostat. Saat ini kanker tersebut telah menyaber ke tulangnya.
Biden memperingatkan bahwa pemotongan tunjangan Jaminan Sosial berisiko menghancurkan kehidupan jutaan pensiunan yang bergantung pada program tersebut untuk bertahan hidup.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved