Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Media Sosial Waspada dengan Informasi Salah Saat Pilpres AS

Nur Aivanni
04/11/2020 06:35
Media Sosial Waspada dengan Informasi Salah Saat Pilpres AS
Petugas membuka surat suara Pilpres AS di kantor pusat pemilihan King County, Renton Washington, AS, Selasa (3/11/2020).(Karen Ducey/Getty Images/AFP)

PERUSAHAAN media sosial bersiaga untuk mengantisipasi informasi yang salah pada hari Pemilu AS dan upaya manipulasi ketika para pemilih memulai pemungutan suara secara langsung di seluruh Amerika Serikat. Untuk menghindari masalah yang terjadi pada kampanye 2016, Facebook, Twitter dan YouTube menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran informasi palsu yang dirancang untuk mempengaruhi atau mengintimidasi pemilih di menit terakhir.

Facebook mengatakan pihaknya telah mengaktifkan pusat pemilihannya yang memantau platform secara real time. 

"Pusat Operasi Pemilu kami akan terus memantau berbagai masalah secara real time, termasuk laporan konten penindasan kepada pemilih," demikian pernyataan Facebook yang diunggah di Twitter, Selasa (3/11).

"Jika kami melihat upaya untuk menekan partisipasi, mengintimidasi pemilih, atau mengatur untuk melakukannya, konten akan dihapus," bunyi pernyataan tersebut.

Facebook mengatakan pusat pemilihannya juga melacak masalah lain seperti aksi pendukung Presiden AS Donald Trump mengelilingi bus kampanye untuk Demokrat Joe Biden.

"Kami sedang memantau dengan cermat dan akan menghapus konten yang menyerukan kerusakan atau gangguan yang terkoordinasi terhadap siapa pun untuk memilih," kata Facebook.

Facebook menegaskan kembali bahwa mereka akan memasang label peringatan pada setiap unggahan yang berusaha mengklaim kemenangan sebelum waktunya.

"Jika calon presiden atau partai mengumumkan kemenangan sebelum waktunya, kami akan menambahkan informasi yang lebih spesifik di label pada unggahan kandidat, menambahkan informasi yang lebih spesifik di pemberitahuan dan terus menampilkan hasil terbaru di Pusat Informasi Pemungutan Suara kami," kata Facebook.

Bersama dengan platform sosial lainnya, perusahaan tersebut telah berjanji untuk membendung informasi yang salah seputar pemilu, termasuk klaim kemenangan yang prematur, berusaha untuk menghindari terulangnya upaya manipulasi tahun 2016.

baca juga: Trump: Menang Itu Mudah, Kalah Tidak Pernah Mudah

Selama beberapa hari terakhir, Facebook dan Twitter menambahkan disclaimer terhadap unggahan Trump yang mempertanyakan integritas surat suara melalui pos. Twitter bulan lalu memperbarui kebijakan integritas sipilnya yang bertujuan untuk mencegah upaya memanipulasi atau mencampuri pemilu. Sekaligus menyerukan aksi terhadap klaim palsu untuk kemenangan atau hasutan untuk melakukan kekerasan.

YouTube juga berusaha membatasi berbagi video dengan informasi pemilu yang salah. Bulan lalu, pihaknya mulai menambahkan panel informasi ke video tentang pemungutan suara melalui pos. Pemungutan suara melalui pos ditambahkan ke daftar pendek topik yang dianggap YouTube rentan terhadap unggahan yang mengandung kebohongan. (AFP/OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya