Taliban Mulai Berunding dengan Pemerintah

MI
14/9/2020 00:55
Taliban Mulai Berunding dengan Pemerintah
Anggota delegasi Taliban menghadiri sesi pembukaan pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban(AFP)

SETELAH hampir dua dekade perang yang menewaskan puluhan ribu orang, pembicaraan damai antara pemerintah Afghanistan dan Taliban dibuka di Qatar.

Pemerintah Afghanistan telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dengan kelompok Taliban, ke tika pembicaraan damai pertama kali antara kedua belah pihak dimulai. Abdullah Abdullah, yang memimpin delegasi pemerintah, menekankan tidak ada pemenang yang dihasilkan lewat perang.

“Saya menyerukan gencatan senjata segera. Salah satu masalah paling utama yang ada di benak rakyat ialah pe ngurangan kekerasan secara signifi kan,” ujar Abdullah.

Ia menambahkan, delegasinya mewakili sistem politik yang didukung jutaan laki-laki dan perempuan dari keragaman latar belakang budaya, sosial, dan etnik.

“Mereka berharap untuk menutup masalah perang dan penderitaan selamanya,” tambahnya.

Taliban tidak menyebutkan gencatan senjata, sebaliknya menegaskan Afghanistan harus berada di bawah hukum Islam. Pemimpin Taliban, Mullah Baradar Akhund, berharap negosiasi akan mencapai hasil yang baik.

“Saya ingin Afghanistan menjadi merdeka, bersatu, dan memiliki sistem Islam, semua suku dan etnik di negara ini hidup tanpa didiskriminasi,” ujarnya.


Konflik panjang

AS mendorong kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan dengan mengatakan seluruh dunia ingin perdamaian di Afghanistan.

Afghanistan telah mengalami konflik selama empat dekade dengan puluh an ribu warga sipil tewas. Pembicaraan bersejarah dimulai pada pekan lalu, satu hari setelah peringatan 19 tahun serangan mematikan 11 September di New York, yang menyebabkan AS memulai operasi militer di Afghanistan.

Perundingan kali ini penting karena merupakan yang pertama antara Taliban dan perwakilan pemerintah Afghanistan. Para militan sebelumnya menolak untuk bertemu dengan pemerintah, menyebut mereka sebagai antek AS. (AFP/BBC/Hym/X-11)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya