Demonstran Minta Dilma Rousseff Mundur

PRESIDEN Brasil Dilma Rousseff kembali digoyang unjuk rasa besar-besaran yang menuntut dia mengundurkan diri dari jabatannya, Minggu (13/3) waktu setempat.

Ia dituduh terlibat skandal korupsi dan kegagalan dalam mengatasi krisis ekonomi 'Negeri Samba'.

Lebih dari 1 juta warga Brasil turun jalan. Unjuk rasa dengan jumlah besar terjadi di Kota Sao Paulo yang dikenal sebagai basis masyarakat penentang Rousseff.

Unjuk rasa sebelumnya digelar di Kota Rio de Janeiro dan Brasilia.

Di tengah unjuk rasa anti-Rousseff dan desakan parlemen, kelompok pendukung Rousseff juga turun ke jalan untuk mendukung Presiden Brasil tersebut.

Di antara dua kelompok yang bersimpangan tersebut dikhawatirkan terjadi baku hantam.

Unjuk rasa besar-besaran diperkirakan masih akan berlanjut.

Terkait dengan situasi tersebut, Rousseff berharap protes yang dilakukan para penentangnya tidak diwarnai dengan aksi kekerasan.

"Saya berharap agar tidak diwarnai kekerasan," kata Rousseff seperti dikutip Globo dan situs berita lainnya di Brasil saat meninjau lokasi banjir di dekat Sao Paulo, Minggu (13/3).

"Saya tahu bahwa setiap orang memiliki hak untuk berada di jalan, dan tidak satu pun yang memiliki hak untuk melakukan kekekerasan. Tidak ada satu pun," kata Rousseff.

Meskipun demikian, Rousseff tampaknya tidak terpancing, dan bisa mengendalikan situasi agar tetap tenang.

"Saya merasa bahwa aksi yang dilakukan itu akan berjalan baik dan dilakukan dengan cara-cara terhormat," katanya.

Mengingat masa lalunya sebagai anggota gerilyawan sayap kiri yang disiksa di bawah kediktatoran militer Brasil, Rousseff mengatakan,

"Kita hidup pada suatu waktu ketika orang-orang dapat menunjukkan bahwa mereka bisa mengekspresikan apa yang mereka pikirkan dan ini sesuatu yang harus kita lestarikan."

"Jadi, saya melakukan sesuatu yang menarik," ujar Rousseff. (AFP/Ths/I-3)