Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Otoritas Negeri Jiran Gandeng Facebook

15/3/2016 00:20
Otoritas Negeri Jiran Gandeng Facebook
(AFP)

PERDAGANGAN satwa langka ternyata tak hanya marak terjadi di Indonesia.

Di negeri jiran, Malaysia, jual beli hewan langka juga tak kalah ramai.

Bahkan, perdagangan juga dilakukan di situs jejaring sosial, salah satunya lewat Facebook.

TRAFFIC, lembaga swadaya masyarakat yang bermarkas di Inggris, menemukan fakta mencengangkan.

Laporan terbaru yang mereka rilis bulan ini mencatat ada 14 akun grup perdagangan hewan langka di Facebook dengan 300 aktivitas penjualan.

Sebagian besar hewan dijual untuk dijadikan peliharaan.

Beruang madu (Helarctos malayanus), binturong atau beruang kucing (Arctictis binturong), owa (Hylobates moloch), dan ratusan spesies lainnya biasa ditawarkan akun grup Facebook itu sebagai barang dagangan.

Berdasarkan catatan TRAFFIC, setidaknya 80 spesies satwa asli Malaysia sering dijualbelikan, 60% di antaranya dijadikan hewan peliharaan.

Sebagian besar spesies yang diperdagangkan telah dilindungi pemerintah Malaysia melalui Undang-Undang Konservasi Margasatwa Negara Tahun 2010.

Penelitian selama lima bulan itu juga mencatat sejumlah spesies dari luar Malaysia yang sering diperdagangkan.

Satwa langka asing mudah didapatkan di jejaring sosial meskipun di lapangan perdagangan satwa itu tak pernah ditemukan.

"Perkembangan media sosial menciptakan pasar lebih besar dengan satwa yang dijadikan komoditas lebih beragam, bahkan sebelumnya tak pernah ada di Malaysia," kata Manajer Program TRAFFIC Asia Tenggara, Kanitha Krishnasamy.

Pemerintah Malaysia bukan tak tahu adanya perdagangan hewan langka lewat daring dan jejaring sosial.

Sebelum menerima laporan TRAFFIC, Departemen Perlindungan Hidupan Liar dan Taman Negara (Perhilitan) Malaysia pernah melancarkan operasi memerangi jual beli hewan liar di media sosial.

Sejak 2013, Perhilitan telah memantau sedikitnya 30 akun grup jual beli hewan langka di Facebook.

Operasi itu berhasil menangkap 54 tersangka penjual hewan langka yang bergerak lewat Facebook dan menyelamatkan 67 spesies satwa liar yang diperdagangkan.

"Perhilitan telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah itu, termasuk bekerja sama dengan penegak hukum lainnya. Kami juga mengirim peringatan keras. Mereka yang melanggar akan menghadapi hukuman yang keras," ujar Hasnan Yusop, Direktur bidang Penegakan Perhilitan.


Hapus akun Facebook

Ancaman kian masifnya perdagangan satwa liar lewat jejaring sosial yang terjadi hampir di Malaysia membuat TRAFFIC bergerak untuk menggandeng pihak Facebook dan Perhilitan untuk bersinergi menangkal aktivitas ilegal itu.

"Kami berkomitmen bekerja sama dengan TRAFFIC untuk membantu mengatasi perdagangan ilegal satwa liar di Malaysia. Facebook tidak mengizinkan penjualan satwa langka dan kami tidak ragu untuk menghapus konten yang melanggar persyaratan layanan kami," kata salah satu juru bicara Facebook.

Selain itu, laporan TRAFFIC juga merekomendasikan dibentuknya forum khusus tingkat regional dan global untuk menemukan solusi realistis agar masalah perdagangan satwa liar ilegal bisa teratasi.

Apalagi, data perdagangan ilegal hewan liar di Malaysia mencerminkan kondisi yang juga terjadi di seluruh dunia. (Traffic/AFP/Aya/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya