Headline
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.
ORGANISASI Kerja Sama Negara Islam (OKI) memutuskan untuk memboikot barang-barang produksi Israel, Senin (07/03).
Keputusan itu tercantum dalam Deklarasi Jakarta poin ke-16 dari 23 poin sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa (KB) Ke-5 OKI di Jakarta yang berlangsung 6-7 Maret.
Barang-barang produksi yang akan diboikot negara-negara anggota OKI hanya barang yang diproduksi di wilayah permukiman ilegal Israel, Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Boikot terhadap produk-produk Israel seperti buah-buahan, sayuran, minuman, madu, minyak, zaitun, telur, daging unggas, produk organik, dan kosmetik telah dilakukan Uni Eropa (UE) sejak 2012.
"Barang yang diproduksi di wilayah permukiman ilegal diserukan untuk diboikot negara-negara Islam, itu sebagai solidaritas negara Islam untuk Palestina," kata juru bicara Kemenlu Indonesia, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Senin (07/03).
Tata, sapaan Arrmanatha, mengatakan produk-produk Israel yang banyak dipasarkan Israel ke Indonesia ialah pertanian.
Dampak boikot akan terasa mengingat pangsa pasar produk Israel ke negara-negara anggota OKI cukup besar.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan Indonesia mencatat nilai total perdagangan Indonesia dan Israel pada 2015 meningkat dari US$194,4 juta pada 2014 menjadi US$152 juta pada 2016 atau naik 27,2%.
Kendati demikian, pertumbuhan periode 2011-2015 hanya 0,2%. Aktivitas perdagangan lebih banyak impor terutama pada bahan-bahan nonmigas.
Pada 2014, nilai impor sebesar US$13,89 juta naik 459% menjadi US$77,72 juta pada 2015.
Dirjen Multilateral Kemenlu Indonesia, Hasan Kleib, menyatakan mayoritas produk-produk Israel yang diproduksi di permukiman ilegal Israel merupakan produk pertanian dan perkebunan.
Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Adriana Elisabeth, menilai aksi solidaritas tersebut sangat baik.
Namun, boikot tidak akan menekan Israel untuk mematuhi resolusi karena Israel memiliki banyak strategi.
"Terlebih kekuatan Israel bukan hanya dari perkebunan. Itu semua bergantung pada seberapa signifikan produk Israel itu memengaruhi," imbuh Adriana. (Aya/I-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved