Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Hingga Urusan Tidur pun Bisa Diintip

08/3/2016 00:20
Hingga Urusan Tidur pun Bisa Diintip
(AFP)

JIKA seorang pecandu Facebook, Anda sebaiknya patut waspada alias memperketat privasi.

Maklum ada aplikasi yang memungkinkan teman-teman Anda di Facebook bisa melacak ketika Anda sedang tidur.

Seorang pengembang perangkat lunak di Denmark bernama Sren Louv-Jansen telah meluncurkan sebuah alat yang menggunakan string kode sederhana di aplikasi Messenger untuk memecahkan siklus tidur di jaringan pertemanan Facebook.

Kegiatan kita akan semakin mudah terintip jika kerap berselancar di Facebook, misalnya selalu mengecek akun Facebook sebelum kepala menyentuh bantal di malam hari dan kemudian mengecek kembali ketika terbangun di pagi hari sebelum melakukan hal-hal lainnya.

Jenis pengguna Facebook seperti permisalan tersebut cukup umum.

Sebuah laporan pada 2013 menyimpulkan empat dari lima pengguna ponsel memeriksa ponsel mereka dalam 15 menit pertama bangun tidur dan 80% dari mereka mengakui itu hal pertama yang mereka lakukan di pagi hari.

Louv-Jansen telah menerbitkan kode sumber untuk aplikasi 'pelacak' pola tidur itu pada Github dan menjelaskan cara kerjanya dalam sebuah unggahan di Medium pekan lalu.

Dengan menggunakan perangkat lunak untuk memeriksa basis data Facebook pada aktivitas pengguna setiap 10 menit, Louv-Jansen menciptakan grafik yang menggambarkan pola tidur teman-temannya dan menemukan sejumlah tren luas.

Pola tidur teman-temannya sebagian besar teratur sepanjang minggu kerja dan lebih tidak menentu pada akhir pekan.

Namun, ia mengklaim aplikasi tersebut hanya berkaitan dengan orang-orang yang ada di dalam jaringan kita sendiri.

Teman-teman kita dalam jejaring pertemanan Facebook dapat mengintip kita ketika tidur hanya jika kita pengguna aktif akun tersebut.

"Namun untuk orang-orang di luar jaringan Anda tidak bisa mendapatkan data pola tidur tersebut," ungkapnya.

Louv-Jansen mengatakan ia bekerja pada proyek tersebut selama lima atau enam bulan.

Dia merilis alat itu pada Desember, tetapi tidak banyak orang menyadari hal itu sampai 10 hari yang lalu, ketika ia menerbitkan sebuah unggahan terkait di Medium.

Pihak Facebook tampaknya tidak senang dengan aplikasi yang dikembangkan Louv-Jansen.

Perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, Amerika Serikat, itu meminta pengembang untuk mencegah orang lain menggunakan perangkat lunak tersebut.

Facebook beralasan itu melanggar persyaratan situs layanan.

Namun, Louv-Jansen telah menolak untuk menghapus kode sumber aplikasi 'pengintip' tidur itu dari Github.

Ia berkeras menciptakan alat tersebut sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran di lingkungan sekitar bahwa hal-hal pribadi dapat terlacak dengan mudah dari informasi yang tersedia secara bebas.

"Maksud saya (menciptakan perangkat lunak ini) ialah tidak dalam rangka untuk memata-matai teman-teman saya," kata Louv-Jansen kepada The Washington Post.

"Saya ingin orang-orang untuk menyadari bahwa mereka meninggalkan beberapa jejak digital ke mana pun mereka pergi," pungkasnya. (Naked Security/The Verge/Hym/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya