Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Akses Ditutup, Arus Migran Tertahan

29/2/2016 02:10
Akses Ditutup, Arus Migran Tertahan
(AFP)

SEKITAR 6.500 pengungsi tertahan di kamp penampungan Idomeni, wilayah utara Yunani yang berbatasan dengan Makedonia pascapembatasan harian bagi kedatangan migran oleh empat negara Balkan, yakni Slovenia, Kroasia, Serbia, dan Makedonia.

Pekan lalu, Makedonia mulai menutup akses bagi para pengungsi asal Afghanistan dan memperketat pemeriksaan dokumen warga Suriah dan Irak sehingga arus migran terhambat dan terjadi penumpukan di Yunani.

Situasi memburuk setelah anggota Uni Eropa, yakni Slovenia dan Kroasia, demikian pula Serbia dan Makedonia, membatasi jumlah migran yang masuk setiap hari hanya 580 orang.

Kontrol yang lebih ketat dan pembatasan itu menyebabkan ribuan pendatang, termasuk anak-anak, menumpuk di Yunani. Sejauh ini, krisis migran di Eropa itu menjadi kasus terburuk sejak Perang Dunia II dan belum ada tanda-tanda krisis itu bakal segera berakhir.

Minggu (28/2), Yunani juga mengeluarkan perkiraan jumlah pengungsi yang terjebak di wilayahnya bakal bertambah tiga kali lipat pada bulan depan menjadi 70 ribu orang. “Kami memperkirakan di negara kami ini, jumlah yang terjebak itu akan berkisar 50 ribu-70 ribu bulan depan,” ucap Menteri Migrasi Yunani Yiannis Mouzalas.

Sehari sebelumnya, ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan ketika sekitar 400 migran menggelar protes untuk mendesak masuk ke Makedonia.

Sebelum empat negara Balkan tadi menerapkan kebijakan pembatasan harian bagi migran yang hendak masuk, Austria juga mengumumkan hanya akan menerima 80 pencari suaka saja per hari. Langkah itu memicu ketegangan antara Yunani dan Austria. Yunani khawatir hal itu memunculkan efek domino karena ribuan pengungsi dan migran pasti akan terjebak di wilayahnya setelah melintas dengan perahu dari Turki.

Austria telah berulang kali menuduh Yunani gagal mengamankan perbatasannya sehingga banyak sekali migran dan pengungsi yang masuk untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju Eropa Utara. Sebagai upaya mengatur arus pengungsi, otoritas Yunani berusaha membangun permukiman di pulau-pulau di Laut Aegean, yakni tempat para migran mendarat dengan perahu dari Turki.

Pekan lalu, Uni Eropa menyatakan kebijakan Austria yang membatasi pencari suaka jelas tidak sesuai dengan hukum Eropa dan internasional. Pada Sabtu (27/2), sekitar 3.000 orang di Brussels, Belgia, menggelar demonstrasi dan menuntut tersedianya perjalanan yang aman bagi para migran. Sejumlah demonstrasi kecil juga digelar di Paris, Prancis, juga Hamburg, Jerman, serta sekitar 100 kota di seluruh Eropa sebagai unjuk rasa mendukung para migran dan pengungsi. (AFP/Ths/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya