Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOALISI pimpinan Arab Saudi akan mulai melaksanakan gencatan senjata sepihak di Yaman untuk mencegah penyebaran virus korona baru (covid-19). Namun, pemberontak Houthi yang didukung Iran menolak inisiatif itu karena menilainya sebagai manuver politik.
Koalisi pimpinan Saudi melakukan campur tangan dalam konflik Yaman untuk mendukung pemerintah yang diakui secara internasional pada 2015, memerangi pemberontak Houthi yang disokong Iran.
Saudi mengatakan, gencatan senjata yang mungkin bisa diperpanjang itu dapat membuka jalan bagi solusi politik yang lebih luas. Jika gencatan senjata benarbenar bisa berjalan, itu akan menjadi terobosan pertama sejak pihak-pihak yang bertikai setuju untuk mengikuti perundingan yang diperantarai PBB di Swedia pada akhir 2018.
Tawaran gencatan senjata itu disambut baik oleh Amerika Serikat--mitra penting koa lisi yang dipimpin Saudi-Uni Emirat Arab, Sekjen PBB Antonio Guterres, dan Liga Arab.
“Pengumuman itu merupakan tanggapan konstruktif terhadap seruan Sekretaris Jenderal PBB agar para pihak yang bertikai di Yaman untuk fokus pada penanggulangan pandemi covid-19”, kata Menlu AS Mike Pompeo.
“Kami mendesak Houthi untuk merepons dengan setulusnya terhadap inisiatif koalisi,” tambahnya.
Sebaliknya, Yasser Al-Houri, sekretaris dewan politik Houthi, merespons dengan dingin deklarasi koalisi dan mengatakan Saudi tidak jujur dan melanggar setiap gencatan sen jata yang mereka umumkan.
“Pengumuman gencatan senjata ini untuk menghindari visi nasional sesungguhnya yang menawarkan solusi nyata,” ujarnya, merujuk pada peta jalan perdamaian yang dirilis pemberontak, pekan ini.
Kubu Houthi juga menuduh serangan udara masih terus terjadi setelah koalisi Saudi mengumumkan gencatan senjata.
“Agresi tidak berhenti dan sampai saat ini ada puluhan serangan udara terus-menerus,” kata juru bicara Houthi, Mohamed Abdelsalam, kepada jaringan berita Al-Jazeera sekitar 5 jam setelah gencatan senjata dimulai.
“Kami menganggap gencatan senjata itu sebagai manuver politik dan media untuk meningkatkan citra koalisi di saat kritis ini ketika dunia menghadapi pandemi virus korona,” tambahnya.
Kasus pertama di Yaman
Yaman kemarin melaporkan kasus virus korona pertamanya ketika kelompok-kelom pok bantuan mencoba untuk bersiap menghadapi wabah di negara yang hancur akibat perang itu. Pasien covid-19 tersebut ialah warga Yaman yang bekerja di Pelabuhan Ash Shihr.
“Kondisi pasien itu stabil dan menerima atensi medis,” ujar komite darurat nasional Yaman seraya menambahkan pihak berwenang telah mengambil tindakan yang diperlukan.
Jika virus korona menyebar di Yaman, dampaknya akan menjadi bencana besar. Terlebih karena perang di Yaman telah melumpuhkan sistem kesehatan dan menyebarkan kelaparan dan penyakit.
Konflik selama lima tahun di Yaman itu juga telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan mendorong jutaan orang lainnya mengalami kelaparan.
“Status kesehatan dari sekitar setengah populasi Yaman sangat terdegradasi dan negara itu tidak memiliki persediaan, kemampuan, atau fasilitas yang memadai,” ungkap koordinator kemanusiaan PBB, Lise Grande. (AFP/CNA/X-11)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved