Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemlu) meminta Warga Negera Indonesia (WNI) yang berencana pergi ke Tiongkok untuk lebih berhati-hati. Dalam hal ini, mengantisipasi penularan virus korona (2019-nCoV) yang berasal dari Kota Wuhan, Tiongkok.
"Kami mencatat sekarang belum ada travel banned untuk berkunjung ke Tiongkok. Sifatnya lebih memberikan peringatan dan saran kepada mereka yang berencana pergi ke Tiongkok untuk meningkatkan kehati-hatian," ucap Plt Juru Bicara Kemlu, Teuku Faizasyah, di Jakarta, Senin (27/1).
Dia menyebutkan salah satu yang harus di perhatikan WNI ialah menghindari wilayah yang diketahui terpapar, atau berpotensi terpapar virus korona.
"Jadi kita tidak memberikan travel banned, lebih ke arah travel advisory. Era sekarang di mana teknologi informasi sangat baik, tentunya mereka bisa memonitor perkembangan tingkat ancaman dari segi kesehatan," imbuhnya.
Baca juga: Cara Ini Bisa Cegah Virus Korona
Kemlu memastikan sampai sekarang tidak ada WNI yang terjangkit virus korona. "Baru saja masuk kabar dari Beijing, tidak ada WNI yang terpapar. Mereka juga sudah komunikasi ke Wuhan dan tidak ada yang terpapar," jelas Teuku.
Jumlah WNI yang tinggal di daerah karantina sebanyak 243 orang. Mayoritas adalah mahasiswa yang tersebar di Wuhan, Xianing, Huangshi, Jingzhou, Xianyang, Enshi dan Shiyan.
"Saat ini seluruh WNI dalam keadaan baik, sehat, dan tidak ada yang terjangkit 2019-nCoV,” katanya.
Dia juga membenarkan tengah terjadi kelangkaan kebutuhan pokok. Pihaknya juga berkoordinasi dengan KBRI Beijing untuk mengupayakan bantuan logistik bagi para WNI di daerah karantina, dengan berkoordinasi dengan otoritas Tiongkok.
“Memang ada sedikit kelangkaan di sana. Bisa dibayangkan ketika kritis, ada keterbatasan pasokan. Tetapi KBRI Beijing sudah pula menyiapkan contingency plan, termasuk bagaimana memasok bahan logistik,” tutupnya.(OL-11)
Hingga saat ini PCR diagnostic test yang telah lulus uji validasi berjumlah 250 kit dari target 50 ribu kit pada akhir Mei
Peneliti menaksir 1 menit berbicara keras menghasilkan lebih dari 1.000 droplet mengandung virus yang akan tetap mengudara selama 8 menit atau lebih dalam ruang tertutup.
Situasi ini memiliki dua konsekuensi pada individu, yakni insomnia atau kantuk berlebihan. Keduanya menyebabkan kerugian fungsional
Di tiap-tiap negara, emisi turun rata-rata 26% saat puncak pembatasan wilayah di negara masing-masing. Namun, itu bersifat sementara karena tidak mencerminkan perubahan struktural
Vitamin K adalah kunci untuk produksi protein yang mengatur pembekuan dan dapat melindungi terhadap penyakit paru-paru.
Tidak ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan oleh serangga pengisap darah yang menyebarkan demam berdarah dan penyakit lain ketika menggigit manusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved