SEKITAR 700 orang diperkirakan tewas saat sebuah kapal yang sarat penumpang imigran tenggelam setelah meninggalkan Libia dalam perjalanan menuju Italia.
Pengakuan para penyintas insiden tersebut mengungkapkan bahwa kapal nelayan sepanjang 20 meter itu berisi sekitar 700 orang. Kapal itu tenggelam pada malam hari saat situasi sangat gelap.
Penjaga pantai Italia dan Malta menerima sinyal permohonan bantuan dari kapal yang tenggelam itu pada Sabtu (18/4) tengah malam waktu setempat saat kapal itu berada sekitar 126 kilometer dari pantai Libia.
Penjaga pantai Italia kemudian memerintahkan kapal dagang terdekat untuk memberikan bantuan. Kapal berbendera Portugal bernama King Jacob kemudian tiba di lokasi saat kapal nelayan berisi imigran itu tenggelam.
Kapal milik pemerintah Italia, Malta, dan sejumlah kapal dagang segera bergerak ke lokasi untuk mencari penumpang yang masih selamat tetapi mereka hanya berhasil mendapatkan 24 jenazah. Jenazah-jenazah itu kemudian dibawa ke Malta.
Penjaga pantai India yang memimpin pencarian penyintas dan jenazah korban kecelakaan itu mengatakan hanya 29 orang yang selamat.
"Ini mungkin kecelakaan terparah di Mediterania sepanjang masa," ujar juru bicara Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) Carlotta Sami.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menegaskan bahwa penjaga pantai 'Negeri Spageti' itu akan berusaha mencapai bangkai kapal tersebut dan memastikan jenazah yang bisa dikeluarkan mendapatkan pemakaman yang layak.
Kepala kebijakan Uni Eropa Federica Mogherini yang merupakan mantan menteri luar negeri Italia menyebut kecelakaan kapal imigran itu merupakan tamparan bagi organisasi negara-negara Eropa tersebut. "Kita telah berulang kali mengatakan tidak ingin insiden seperti ini terulang lagi. Kini, tiba saatnya bagi Uni Eropa untuk segera menjalankan janji," tegasnya.
Kecelakaan yang kerap kali terjadi di Selat Mediterania tersebut memancing Paus Fransiskus dan sejumlah pemimpin Eropa lainnya untuk menyeru kepada Uni Eropa agar segera mengambil tindakan supaya hal serupa tidak terulang kembali.
Kecelakaan pada Sabtu (18/4) malam itu merupakan yang terbaru dalam rangkaian tenggelamnya kapal pengangkut imigran asal Libia.
Sebelumnya, insiden terparah terjadi pada September 2014.
Kala itu, sebanyak 500 imigran diperkirakan tewas ketika perahu yang mereka tumpangi sengaja ditabrak kapal yang berisi para pelaku perdagangan manusia yang memaksa para imigran itu naik ke kapal mereka.
Pada Oktober 2013, lebih dari 260 imigran asal Afrika tewas ketika kapal nelayan yang mereka tumpangi terbakar di lepas pantai Lampedusa.
Presiden menilai dengan menempatkan kalangan profesional di kabinet akan mempersingkat waktu adaptasi. Presiden pun meyakini kabinet Prabowo-Gibran akan terbentuk dengan bagus.
PENGAMAT komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai presiden terpilih Prabowo Subianto akan sulit membentuk zaken kabinet seperti yang diinginkan.