Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIM pelajar Indonesia meraih satu medali emas pada International Conference of Young Social Studies (ICYSS) yang digelar di Beograd, Serbia.
Selain emas, tim pelajar Indonesia juga meraih tiga medali perak, dan tiga medali perunggu.
Dalam keterangan resmi KBRI Beograd, Selasa (27/8), kompetisi internasional untuk karya ilmiah di bidang ilmu sosial, diikuti para pelajar dari berbagai negara di dunia termasuk Indonesia.
Arnett Grady, pelajar dari Cita Hati Christian School West Campus, Surabaya memperoleh medali emas dengan karya ilmiahnya di bidang geografi yang berjudul A Study to Find Solution for Urban Floods in Citraland.
Medali perak dipersembahkan oleh Arinka dan Maria Angelita dari Tumbuh High School Yogyakarta dengan judul Fake News and Election: Through the Lens of Millenials and Gen Z.
Baca juga : Paduan Suara Unpad melaju ke European Grand Prix Competition 2020
Selain itu, medali perak juga diraih oleh Steryna Ownrysher Nyoto dari Cita Hati Christian School East Campus Surabaya dengan karya ilmiah berjudul Smoker Transparency Operation Protocol (STOP) dan William Chandra dengan karya berjudul Media Effect on Negative Stereotyping Among High School Students.
Sedangkan tiga buah medali perunggu dipersembahkan oleh Rafael Asa Edginius Krisdina dan Clarissa Pramesti Tiara Puteri, pelajar SMPK Santa Maria Surabaya, dengan karya yang berjudul Influence of Social Media on The Learning Pattern and Academic Achievements of Adolescents: Case Study in Santa Maria Junior High School Surabaya.
Jeremy James, pelajar SMA Ciputra Surabaya, juga memperoleh medali perunggu dengan penelitian berjudul Harmonization of Sunda-Jawa: Potential for The Loss of The Dinoyo Street and Gunung Sari History in Surabaya, serta Jacques Davidson Widodo, pelajar Cita Hati Christian School East Campus Surabaya,dengan karya ilmiah berjudul Exploring The Geographic Advantages in Indonesia.
Selama di Serbia, KBRI Beograd terus memberikan dukungan kepada tim pelajar Indonesia yang dipimpin oleh Lela Susanty dari Center for Young Scientists Indonesia.
Pada saat penyerahan medali, Duta Besar RI untuk Serbia dan Montenegro, Chandra W. Yudha, menyampaikan rasa bangganya kepada tim pelajar Indonesia atas prestasi yang diraih.
Pihaknya berharap pelajar Indonesia terus menghasilkan karya yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.(OL-7)
SAINS tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan. Justru sebaliknya, semua itu bisa dekat, terjangkau, relevan, dan menyenangkan.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
KEMENTERIAN Agama terus memperkuat kajian terkait integrasi Islam dan sains, terutama dalam konteks kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Pelajari induksi elektromagnetik: prinsip dasar, hukum Faraday, dan aplikasi revolusioner dalam teknologi modern.
INOVASI berbasis sains dibutuhkan untuk mencapai kemajuan di bidang pertanian dan kesehatan Tanah Air. Peningkatan pengetahuan petani akan teknologi pertanian terkini jadi salah satunya.
Jika generasi muda Indonesia tidak tertarik pada sains, tentu akan membuat semakin tertinggal dalam persaingan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved