Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Uji Coba Rudal Korut Bisa Memecah Hubungan AS dengan Sekutu Asia

Tesa Oktiana Surbakti
02/8/2019 19:00
Uji Coba Rudal Korut Bisa Memecah Hubungan AS dengan Sekutu Asia
rudal balastik( AFP KCTV)

KOREA Utara melakukan serangkaian uji coba rudal jarak pendek selama delapan hari terakhir. Pyongyang dinilai berupaya mengeksplotasi hubungan Amerika Serikat (AS) dengan Jepang dan Korea Selatan, yang mengalami ketegangan.

Peluncuran terbaru sekitar Jumat subuh, yang berlokasi di pantai timur Korea Utara. Itu mencakup penembakan dua proyektil tidak teridentifikasi ke arah laut Jepang.

Baca juga: Di Pertemuan ASEAN-AS, Indonesia Dorong Penyelesaian Palestina

"Korea Utara mungkin ingin mendorong AS kembali ke meja perundingan, dengan semacam usulan terkait pelemahan sanksi," ujar Yoichi Shimada, profesor politik internasional dari Universitas Fukui, Jepang.

Kendati demikian, dia meyakini Presiden AS, Donald Trump, tidak akan mudah mengabaikan sanksi ekonomi. "Terlepas dari semua komentar positif mengenai Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un," imbuhnya.

Sebelumnya, Washington berusaha mendorong persatuan antara Korea Selatan dan Jepang, yang menjadi sekutu terbesarnya di Asia. Langkah itu mempertimbangkan sikap Korea Utara yang sulit diprediksi, berikut militer Tiongkok yang semakin kuat. Sekitar awal Juni, para menteri pertahanan AS, Jepang dan Korea Selatan mengadakan pertemuan gabungan. Namun sejak saat itu, hubungan Seoul dan Tokyo malah memburuk.

Pada Jum'at pagi, Jepang mengonfirmasi akan menarik Korea Selatan dari "daftar putih" mitra dagang pilihan. Ketegangan konflik perdagangan pun meningkat, yang dilatarbelakangi sejarah Perang Dunia II. Jepang dan Korea Selatan mempunyai kesepakatan berbagi data intelijen, namun tidak jelas bagaimana ketegangan politik mempengaruhi hal tersebut.

"Korea Selatan dan Jepang sulit disatukan dalam posisi bersama, yang menimbulkan pertanyaan terkait kemampuan AS dalam mengelola bagian timur Asia," tutur Garren Mulloy, profesor hubungan internasional dari Universitas Daito Bunka, Jepang.

Pyongyang menyatakan uji coba sebagai respons atas latihan militer gabungan Washington-Seoul bulan ini. Mulloy berpendapat tindakan Korea Utara merupakan upaya untuk mengeksploitasi kelemahan dalam hubungan AS dengan Jepang dan Korea Selatan.

"Pemimpin Kim berharap lebih banyak masalah, dan menunjukkan posisinya yang dapat bertindak dengan kekebalan hukum," pungkas Mulloy.

Menambah ketegangan Korea Selatan-Jepang, Trump yang cenderung kritis terhadap aliansi keamanan AS-Jepang, menekankan sekutu Asianya harus membayar lebih untuk penempatan militer AS di wilayah Jepang. Di lain sisi, Trump menepis kekhawatiran mengenai uji coba terbaru dari Korea Utara. Melalui akun Twitternya, Trump menyebut uji coba hanya melibatkan rudal jarak pendek dan relatif standar.

"Namun, rudal jarak pendek jelas menjadi ancaman bagi Jepang," kata Shimada, sekaligus menekankan sebagian besar negara bisa menjadi target potensial. Shimada menyayangkan posisi pertahanan Jepang, yang sejalan dengan konstitusi pasifisnya.

Berdasarkan teknologi militer AS, sistem pertahanan rudal yang dimiliki Jepang dan Korea Selatan, belum lama ini dikerahkan. Kalangan pengamat menilai posisi mereka jauh dari kegagalan, dan kemampuan Korea Utara terus berkembang. Militer AS dan Jepang juga mengakui ancaman tersebut, dengan bekerja sama lebih erat dalam pertahanan rudal. Baru-baru ini, pasukan pertahanan udara Jepang memindahkan markas besarnya ke pangkalan angkatan laut Yokota, wilayah selatan Tokyo.

Baca juga: Trump tidak Permasalahkan Uji Coba Rudal Korut

Selama ketegangan antara sekutu masih berlanjut, Pyongyang tampaknya tidak akan mengubah strategi.

"Korea Utara sedang mencari peluang. Mereka terus fokus kepada AS, bahkan tindakan baru-baru ini tidak menyentuh langsung Jepang dan Korea Selatan. Sekalipun yang terlihat demikian. Korea Utara ingin diperlakukan seperti kekuatan besar, dan oleh kekuatan besar pula," papar Molly. (Theguardian/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya